Ponpes di Cirebon terkena Jalur TOL, Ulama Adakan Doa Bersama Tolak Pembangunan

CIREBON, MC
Puluhan ulama pengasuh sejumlah pondok pesantren (Ponpes) bersama dengan ribuan santri di Cirebon melakukan doa bersama untuk menolak pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cikapa) yang bakal membelah Komplek Ponpes Babakan Ciwaringin. Doa bersama tersebut, selain dihadiri kalangan ulama se Cirebon, juga dihadiri anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Maria Ulfa dan dipusatkan di Ponpes Kebun Jambu, Minggu (15/6).

Dalam acara tersebut, kalangan pesantren ini dengan keras menolak rencana pemerintah yang akan membangun jalan tol, jika dalam pelaksanaanya jalan itu membelah komplek
Ponpes Babakan Ciwaringin. Intinya mereka akan tunduk terhadap rencana pemerintah jika jalan tol itu dibelokan dan tidak membelah pesantren mereka. Tapi jika pemerintah tetap memaksakan diri membangun jalan tol dengan membelah pesantren, maka kami akan mem-PTUN-kan Menteri Pekerjaan Umum (Menteri PU), ujar Hamzah salah seorang perwakilan pondok kepada MR belum lama ini

Hal senada diungkapkan KH Zamzami, menurutnya, pembanguan jalan tol Cikapa yang bakal membelah pesantren tersebut, sama saja dengan melukai dan merusak simbol-simbol agama. Selain itu, keberadaan ponpes tersebut sudah berusia ratusan tahun sehingga diartikan sebagai cagar budaya.

Karenanya kami akan tetap menolak pembangunan jalan tol jika memang membelah pesantren, dan penolakan itu merupakan harga mati, tandas Zamami, Bahkan KH Marzuki Ahal yang membacakan kronologi rencana pembangunan tol menyebutkan, kondisi serupa sempat terjadi pada jaman penjajahan Belanda, yang waktu itu akan membangun jalan sepanjang 1000 KM dari Anyer (Jawa Barat) hingga Panurukan (Jawa Timur)

Namun karena adanya penolakan dari kalangan pesantren, Belanda akhirnya mengurungkan membangun yang membelah pesantren. Jika penjajah Belanda saja mau memahami kondisi pesantren, mengapa orang dalam Negara sendiri kok tidak mengerti? Tanya Marzuki. Hingga berita ini dibuat, proses doa bersama itu masih berlangsung, bahkan pantauan di lapangan, santri dan peserta doa bersama itu masih berdatangan@ MOHAMMAD ROJI