Ratusan Masyarakat Adakan Aksi Demo Tuntut Ganti Rugi Lahan, Ruangan Investor Disegel

CIREBON, MC

Untuk kesekian kalinya aksi warga yang menuntut penambahan kompenasi ganti rugi lahan yang diperuntukan proyek PLTU kembali mereka gelar. Namun kali ini aksi diwarnai dengan penyegelan ruang kantor direksi dan pengusiran sejumlah pekerja proyek termasuk investor asal Korea, Senin (27/7).

Massa warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat (Gemas) 14.000 ini sejak pagi hari mendatangi PLTU yang disisi jalur Pantura tepatnya Desa Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Meski dibawa pegawalan ketat aparat polisi dan TNI, massa tetap melakukan orasi yang pada intinya menuntut tambahan ganti rugi pegantian tanah.

“PT Ciebon Elektrik Power sebagai investor PLTU ini dinilai sudah tidak adil. Buktinya proses pembebasan laan milik warga berbeda-beda, ada lahan seluas 56 hektar dihargai Rp 14 ribu permeter, lahan seluas 13 hektar dihargai Rp 30 ribu permeter dan, lahan seluas 5 hektar dhargai Rp 45 ribu permeter. Karenanya kami menuntut tambahan ganti rugi tambahan,” kata Hasan Basri juru bicara Gemas 14.000.

Diungkapkan Hasan, Desember tahun lalu PT CEP sudah berjanji akan memberikan tambahan penggantian. Namun hingga kini tidak pernah terealisasi. Karenanya mereka kembali menyuarakan tuntutan tersebut ke lokasi PLTU yang berkapasitas produksi 660 Mega Watt (MW).

Usai berorasi massa lalu merangsek areal proyek yang berinvestasi 7 triliun tersebut. Disana massa melakukan swepping para pekerja dan mengusirnya termasuk investor asal Korea. Tidak sampai disitu, warga lalu menyegel ruangan kerja proyek tersebut. “Sampai kapanpun kami akan tetap menuntut tambahan ganti rugi itu,” kata warga lainnya.

Sementara itu, memanggapi tuntutan warga tersebut, Public Relation Head PT CEP, Hafid Saptandito, menjelaskan, khusus bagi warga yang terkena pembebasan dengan harga Rp 14.000 permeter, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah dana tambahan “Namun dana tali kasih itu sudah kami jelaskan yakni akan dicairkan apabila pemenuhan lhan utama terealisasi. Kami berharap akhir bulan ini pecairannya sudah terlaksana,” kata Hafid@Moch. Mansur
Selengkapnya...

Semua Penghuni Di Sekap, Perampok Beraksi di Rumah Real Estate

CIREBON, MC
Keberadan perampok bersenjata api kini mulai meresahkan warga Kota Cirebon. Kemarin satu keluarga pengusaha property jadi sasaran pelaku, semua penghuni rumah termasuk dua balita disekap dalam kamar dan mengacak-acak isi rumah, Minggu (27/7) sekitar pukul 06.30 wib.

Dalam kejadian itu, korban Handoko, 50, warga Jalan Garuda IV No.5 Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon itu, menderita kerugian dengan total mencapai puluhan juta rupiah, yang meliputi 50 gram perhiasan, 5 buah Handpone, televise flat 32 inchi serta uang tunai Rp 3 juta.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, pagi itu pembantu handoko, Titin tengah mencuci mobil di depan rumah. Tiba-tba dating sebuah mobil jenis Kijang Innova warna hitam yang persis berhenti di belakang mobil yang dicuciTitin. Tanpa banyak bicara, tiga dari pelaku yang diperkirakan berjumlah 7 orang itu langsung menodong senjata dan memaksanya masuk ke dalam rumah. Beberapa penghuni lain yang sempat melihat juga dipaksa akan dibunuh jika berteriak. Akhirnya semuanya berada dlaam ketakutan yang kemudian semuanya diikat dan disekap dalam kamar.

Para perampok yang semua membaw senjata tajam dimana satu diantaranya menggunakan senjata api (senpi) itu, kemudian memaksa Handoko untuk menunjukan temat penyimpanan uang dan perhiasan. Namun Handoko menjelaskan jika dirinya tidak menyimpan uang tunai di rumah. “Saya katakan kalau uang hanya yang ada dalam dompet,” kata Handoko kepada para perampok.

Meski sudah mengacak-acak kamar utama, namun para pelaku memang tidak menemukan apa yang diincarnya. Akhirnya para pelaku ini mempreteli semua perhiasan yang terpakai di tubuh para penghuni rumah, mengurai semua isi dompet Handoko sebanyak Rp 3 juta, 5 buah handpone dan sebuah televise 32 inchi

Selanjutnya pelaku bergegas kabur tancap gas dengan menggunakan sebuah Kijang Innova warna hitam. Dan sepeninggalan pelaku, korban handoko mencoba melepaskan tali ikatan untuk selanjutnya melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.

Kapolresta Cirebon AKBP Drs Mashudi di dampingi Kapolsek Utara Barat, AKP Sukhemi, ketika dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku. “Saya sudah menugaskan anak buah saya ke lapangan untuk memburu pelaku yang diperkirakan belum jauh melarikan diri,” kata Mashudi singkat@MOCH.MANSUR Selengkapnya...

Jalan Tol Kanci Pejagalan Rampung Juli 2009

CIREBON, MC
Jalan tol Pejagan-Kanci yang menghubungkan Jawa barat dan Jawa Tengah diperkirakan pada Juli 2009 mendatang sudah dapat dipergunakan. Jika pembangunan ruas tol sepanjang 35 KM ini selesai tentunya akan mengurangi tingkat kemacetan yang menumpuk di Losari setiap arus mudik lebaran.

Rasa optimis akan selesainya pekerjaan ruas tol tersebut diungkapkan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto usai melakukan pemantaun langsung menggunakan helicopter di Desa Bojong Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (25/7).

“Ini surprise, setelah melihat dari udara proses pengerjaan berjalan lancer, bahkan saya menyaksikan ratusan alat berat tengah melakukan aktifitas. Dengan begitu saya optimis dan diperkirakan pada Juli 2009 mendatang ruas tol ini sudah bisa dioperasikan,” katanya.

Diakuinya, kaitan dengan lamanya proses penyelesaian ruas jalan tol lebih dikarenakan proses pembebasan lahan. Dan khusus di Kanci-Pejagan ini luas lahan yang belum dibebaskan memang belum 100 persen tapi masih sekitar 4 persen saja.

Kaitan dengan lahan-lahan yang terkena jalur tol dan belum terbebaskan, Djoko menghimbau agar pemerintah daerah untuk segera memperlancar oroses pembebasannya. Namun jika dilapagan kemudian terjadi kesulitan pembebasan, maka tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melakukan konsinasi dengan pihak pengadilan.

“Dan kepada PT.Semesta Marga Raya (SMR) selaku investor yang membanguan jalan tol Kanci-Pejagan hendaknya senantiasa melibatkan pengusaha lokal untuk turut berpartisipasi dalam proses pembangunan ataupun pengurugan tanah yang saat ini tengah dilakukan,” tegasnya.

Ditempat yang sama Direktur Utama Dirut PT SMR, Harya Mitra Hidayat, jumlah lahan yang belum terbebaskan sekitar 10 hektar atau sepanjang 3,4 KM.
“Kami tetap berusaha dan berkeyakinan lahan-lahan itu akan segera dibebaskan, sehingga kami pun bisa menjalankan skedul yang diperkirakan selesai pada Juli 2009 nanti,” kata Harya seraya menambahkan lahan yang belum berhasil dibebaskan itu berada di wilayah Desa Hulubanteng Kecamtan Pabuaran Kabupaten Cirebon@MOCH.MANSUR Selengkapnya...

Dedi Supardi, Di Usung Partai Besar

CIREBON, MC
Dua partai besar di Kabupaten Cirebon akhirnya mantap mengusung calon incumbent, Drs .H. Dedi Supardi, MM., sebagai calon bupati periode 2008-2013 pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Cirebon Oktober mendatang. Kedua partai besar itu yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar (PG). PG kemarin melakukan Ratimda untuk memilih calon wakil bupati untuk mendampingi Dedi Supardi, yang kemudian terpililah H Ason Sukasa.

“Hari ini kami melakukan pemilihan wakil bupati dan terpilih Ason Sukasa, karenanya untuk bupatinya leih kepada incumbent yang sudah diusung oleh PDIP sebelumnya,” kata Uu Rukmana Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat usai pelaksanaan ratimda.
Sedangkan deklarasi penetapan Dedi sebagai calon bupati oleh PDIP dilakukan di Hotel Apita, petinggi PDIP Jawa Barat yang hadir diantaranya Rudi Harsa (Ketua DPD PDIP Jabar), Agus Yulianto SH, Tasya Soemadi Algotas (Ketua DPC PDIP Kab. Cirebon ) serta perwakilan DPC dan ranting seluruh Kabupaten Cirebon.

Terpilihnya Dedi Supardi sebagai calon orang nomor satu di Kabupaten Cirebon untuk yang kedua kalinya itu, menurut Rudi Harsa, tentu saja itu tak lepas dari kemampuan yang bersangkutan dalam memimpin Kabupaten Cirebon selama hampir lima tahun kebelakang.“Kami sudah melakukan penilaian terhadap yang bersangkutan yang pada intinya Dedi Supardi dianggap bagus dalam memimpin selama 5 tahun lalu, dan melihat keberhasilan tersebut PDIP pun lantas merekomendasikan dia (Dedi Supardi, red) sebagai calon bupati lagi,” kata rudi Harsa di dela-sela acara tersebut.

Dijelaskan, dengan keluarnya SK DPP tentang pengusungan Dedi Supardi sebagai calon bupati, maka seluruh kader PDIP mulai dari DPC hingga PAC sampai ke ranting-ranting, untuk wajib mengamankan keputusan DPP tersebut “Ini keputusan partai, karena semua kader harus bekerja maksimal untuk memenangkan Dedi dalam Pilkada mendatang,” kata Rudi Seraya menambahkan jika partai akan memberikan sanksi kepada kader yang tidak melaksanakan keputusan partai tersebut.

Sementara Dedi Supardi yang kini masih menjabat Bupati Cirebon ini, ketika dikonfirmasi dicalonkan dirinya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan partai yang diberikan kepadanya. Dedi bahkan berjanji akan melakukan upaya maksimal untuk melaksanakan amanah tersebut.“Ini amanah partai yang harus saya laksanakan dengan benar. Karenanya saya pun akan bekerja keras sebagai bentuk tanggungjawab terhadap kpercayaan yang diembankan partai kepada saya,” kata Dedi Supardi.@ MOCH. MANSUR Selengkapnya...

Di Musim Peceklik di Kampung, Banyak Janda Menjadi Jablai di Ibukota

CIREBON, MR
Memberikan penghidupan yang layak kepada keluarga, jelas menjadi sebuah tujuan. Dan untuk mewujudkan itu tentu saja harus melalui proses yakni adanya sarana dalam hal ini pekerjaan. Lalu bagaimana untuk mendapat pekerjaan yang diiinginkan sedangkan kemampuan pendidikan masih sangat terbatas terlebih bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan. Terutama bagi kalangan janda-janda?

Berada pada kondisi yang demikian, jawabannya mudah ditebak, orang akan melakukan apapun untuk memperoleh pekerjaan itu, tak peduli bentuk pekerjaan yang dilakoni, dan tak terkecuali jika harus pergi ke ibukota hanya untuk sekedar menjadi jablai. Karena yang terpenting keluarga mereka bisa makan dan tidak kelaparan.
Bicara jablai yang berada di ibokota, tentu telinga kita tidak asing dengan keberadaan pantura dalam hal ini wilayah III Cirebon, Kobapaten Cirebon, Indramyu,Kuningan dan Majalengka. Karena konon banyak gadis atau mantan gadis alias janda yang “berkeliaran” di dunia malam Jakarta

Dan disaat musim paceklik sekarang ini, dimana masuknya musik kekeringan, tak sedikit perempuan-perempuan asal wilayah Cirebon yang mencoba peruntungan di Jakarta . Mereka memberanikan diri bergelut dengan keramaian dan keremangan dengan satu tujuan tentunya, memberikan pengidupan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini misalnya, di daerah yang berbatasan dengan Jawa Tengah ini sudah menjadi rahasia umum jika banyak perempuan yang bekerja di Jakarta sebagai jablai.

Kebanyakan mereka yang terpaksa merantau mengais rupiah itu berasal dari keluarga buruh tani, baik itu yang diladang pertanian bawang atau petani tanaman padi. Dan kekeringan yang melanda kini jelas membuat mereka kehilangan mata pencaharian karena pemilik lahan jarang menggunakan jasa mereka.

Ratna misalnya, sejak ditinggal mati suaminya dua tahun lalu. Dia pergi ke Jakarta diajak kenalannya dan kini masih berada di Jakarta . Awalnya dia hanya diberi pekerjaan jaga-jaga warung nasi. Lama kelamaan pergaulan membuat dia “terpanggil” mencari tambahan penghasilan hingga akhirnya dia pun coba-coba meladeni ketika ada order yang mampir kepadanya.

Apa yang dilakukan Ratna tersebut merupakan satu dari sekian banyak janda-janda yang mencoba mencari peruntungan di rana ibukota Jakarta . Namun menurut Sumiati, salah seorang pemilik warung makan di daerah Losari, kabupaten Cirebon, untuk pergi ke Jakarta apalagi menjadi wanita penghibur jelas gampang-gampang susah. “Apalagi kalau uang pergi itu orang baru,” kata Sumiati.

Sumiati menyebut nama Bunga (bukan nama sebenarnya, red), tetangganya yang juga berstatus janda beranak dua kini enjoy berada di Jakarta . Dia nekat pergi karena mencari pekerjaan di desanya sangat sulit apalagi memasuki musim-musim paceklik. Bunga awalnya juga tidak tahu kehidupan Jakarta, dia pergi karena diajak seorang laki-laki yang memang terbiasa memberikan “pekerjaan” kepada perempuan-perempuan desa yang ingin “sukses”. Artinya bagi mereka yang akan pergi tentu harus mempunyai koneksi atau ada “senior” yang nantinya bisa menuntun mereka menyelami dunia malam ibukota. “Sekarang saya belum tahu lagi kabar-nya, tapi menurut para tetangganya, Bunga tiap bulan mengirimkan uang untuk biaya anaknya,” ungkap Sumiati lagi.

Kerap gentayangannya “mucikari” jalanan mencari perempuan yang bisa diajak “hijrah”, juga diyakini sebagai pemicu niat kalangan perempuan untuk pergi memperbaiki nasib. Keberadaan “mucikari” ini memang terselubung, karena modus yang digunakan tidak terbuka melainkan melakukan pendekatan kepada keluarga perempuan yang bakal diajak mereka. Tak heran jika kemudian dengan jerat iming-iming kesuksesan materi tidak sedikit janda dan perempuan yang tergelncir dan masuk dalam dunia hitam, terlebih pada musim paceklik sekarang ini.@MOCH.MANSUR Selengkapnya...

Diduga Jual Beli Bangku Baru seharga Jutaan Rupiah di Kota Cirebon, Ribuan Siswa Berstatus Titipan Parpol

CIREBON, MC
Persoalan yang menyelimuti proses penerimaan siswa baru (PSB) tingkat SLTP/SLTA beberapa waktu lalu yang mengakibatkan terjadinya krisis di sejumlah sekolah swasta, bahkan disinyalir ribuan siswa berstatus titipan parpol dan oknum pejabat. Tidak hanya titipan praktik jual beli bangku sekolah juga terjadi dengan nominal Rp 1,5-Rp 5 juta perbangku.

Salah satu orangtua yang enggan disebutkan jatidirinya menyebutkan, saat itu dirinya sengaja mendatangi sebuah SLTP favorit di Kota Cirebon , karena nilai anaknya memang memungkinkan untuk masuk di sana.“Kalau dilihat nilai anakku memang memenuhi passing grade,” katanya.

Namun, begitu datang ke sekolah, dengan alasan nilai anak saya masih dibawah calon siswa yang lainnya. Pihak sekolah pun akhirnya tidak bisa menerima anak saya. Anehnya, saat ibu setengah baya ini mendekati mobilnya hendak pulang, dia dihampiri seorang laki-laki yang mengaku dapat menolong dirinya memasukan sang anak ke sekolah tersebut.

"Setelah disepakati, saya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 5 juta. Tapi belakangan bukan saya saja, sejumlah orangtua yang masuk ke sana terutama yang melalui parpol juga mengeluarkan uang segitu,” kata ibu ini.
Data yang diperoleh menyebutkan, sebuah parpol saja di Kota Cirebon bisa menitipkan calon anak didik ke semua sekolah tingkat SLTP/SLTA yang jumlahnya cukup banyak yakni mencapai hampir 500 siswa. itu barus atu parpol saja, belum ditambah dengan parpol lainnya dan pejabat serta LSM, sehingga diperkirakan jumlah siswa titipan secara keseluruhan bisa mencapai ribuan siswa.

Sementara itu, seorang kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya, mengakui jika ada anak didiknya yang berstatus titipan parpol, pejabat dan LSM. Namun dia membantah praktik jual beli bangku sekolah hingga Rp 5 juta di sekolahnya.
Menurut Jeremy Huang, pengamat pendidikan Kota Cirebon mengungkapkan, kondisi jual beli bangku sekolah tersebut sudah menjadi rahasia umum. Dia juga menyatakan peran anggota parpol dan oknum pejabat sangat kental dibalik kasus jual beli kursi bangku sekolah.

“Pada kondisi demikian diperlukan tangan besi seorang walikota, karena keberadaan walikota bukan lagi milik partai tapi milik masyarakat,” katanya
Jeremy juga meminta agar walikota memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah yang melakukan praktik jual beli bangku sekolah pada PSB. Bahkan, lanjutnya, walikota harus berani memecat Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) jika memang terbukti berkolusi mencari keuntungan di balik PSB.@MOCH.MANSUR Selengkapnya...

Setelah Dua Hari Menghilang, Gadis Cantik Terkapar di Kebun Tebu

CIREBON, MC
Hilang dua hari meninggalkan rumahnyanya, seorang gadis justru ditemukan tergeletak dikebun tebu yang berlokasi di keamatan tetangga. Selain bagian leher yang terlihat lebam seperti bekas cekikan serta wajah yang ‘bengap’ akibat dipukuli, bunga desa itu juga diduga diperkosa oleh beberapa pemuda yang sempat membawanya pergi.
Menurut kakaknya Subadi, adik perempuannya bernama Siti Rohani yang tinggal di Desa Mertapapa Wetan Blok Wage, Kecamatan sayanajapura Kabupatan Cirebon, malam adiknya tersebut sempat menerima telepon dari seseorang dan berkeinginan bertemu di Jalan Raya Mertapada.

Tak lama berselang, korban pun mendatangi si penelepon. Tapi sejak meninggalkan rumah itu, korban tidak kunjung pulang meski keluarga dan sanak famili sudah melakukan pencarian malam itu. Pihak keluarga baru tahu keberadaan Siti, dari orang yang mengabarkan jika korban berada di rumah sakit Waled. Korban dibawa ke rumah sakit setelah dtemukan tergeletak di kebun tebu Desa Picungpugur, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.

Saat ditemukan pertama kali oleh pengembala kambing, pakaian yang dikenakan korban sudah peuh robek, di bagian leher juga nampak seperti bekas cekikan, wajah pun lebam bekas pukulan. Kuat dugaan korban juga diperkosa oeh pelaku yang hingga belum diketahui identitasnya.

Namun demikian kabar yang beredar di lapangan, pelakunya diduga Sendi yang tak lain pacar korban sendiri, yang baru beberapa hari dikenalnya. Pasalnya, pelaku sempat memergoki korban dan Yudi (mantan pacar korban, red) tengah jalan berdua. Kuat dugaan Sendi pun terbakar api cemburu hingga kemudian melampiaskan kemarahannya kepada korban.
Hingga pihak Polres Cirebon masih melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian yang menimpah lorban tersebut. Korban sendiri hingga berita ini dibuat masih berada di ruah sakit untuk menjalani pengobatan.@MOCH.MANSUR Selengkapnya...

Disdik Kab.Cirebon, Anak Tirikan Gedung Sekolah Rusak

CIREBON, MC
Pemerintahan SBY-JK yang sekarang sedang genjar-gencarnya memembicarakan dunia Pendidikan, tetapi nampaknya di kabupaten Cirebon Jawa Barat kepedulian di dunia pendidikan sangatlah kurang, sehingga ada beberapa Gedung Sekolah yang masih sangat memprihatinkan dan tak tahu juntrungannya dengan kenyataan dianak tirikan oleh Pemkab Cirebon, Pasalnya di SDN III Setu Patok Kec. Mundu yang dibangun sejak tahun 1983 hingga kini tidak pernah disentuh
Dari hasil pemantauan MR di lapangan, bahwa teridentifikasi menyangkut bangunan yang sangat memprihatinkan, sekolah tersebut yang terdirri dari 3 lokal 3 kelas termasuk ruang guru, yang diperuntukan bagi 221 Siswa-siswi dan jumlah pengajar tetap 7 guru, 2 pengajar honorer serta 1 kepala Sekolah, sehingga dalam mutu Pendidikan di Kab. Cirebon sangatlah terpuruk di antara Pemerintah daerah yang lainnya
Ketika MR konfirmasi Kepala Sekolah SDN III Setu Patok Budiya, S. Pd melalui telephon celulernya, mengatakan kami pada dasarnya mengucapkan terimah kasih atas perhatian para rekan wartawan yang membantu jalannya pengajuan Bangunan gedung, dimana kami mengajukan bantuan sudah beberapa kali, baik dari tingkat UPTD maupun Ke Dinas Pendidikan Kab. Cirebon
Masih menurut Udiyah sekolah kami memiliki 3 lokal bangunan yang kini sangat meprihatinkan sekali dimana dalam 3 lokal ini terbagi hanya beberapa kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 dan satu kelas di peruntukan bagi Ruang kelas, dapur, ruang guru dan ruang Kepala Sekolah yang hanya disekat kain hordeng saja, mengingat jumlah kelas sangat terbatas
Kami mengharapkan kepada pihak pemerintah Daerah Kab. Cirebon agar segera merenopasi bangunan yang sudah memprihatinkan bagi anak didiknya, dimana kekhawatiran kami ketika anak didik sedang melakukan kegiatan Belajar mengajar disitu ada kerusakan, yang kami inginkan adanya penambahan kelas sehingga dalam melakukan kegiatan belajar-mengajjar tidak terganggu, masa sih mas satu ruangan dijadikan kantor, dapur, ruang Kepsek dan ruang kelas, tuturnya
Kepala Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Pendidikan Kec. Mundu melalui kasi sarana dan prasarana mengucapkan prihatin sekali, dengan keadaan Gedung Sekolah di Daerahnya yang masih ada beberapa bangunan rusak terutama di SDN III Setu Patok, dan kami sudah beberapa kali mengusahakan ke Dinas Pendidikan, tetapi hingga kini belum ada realisasinya
Menyangkut bangunan yang sudah rapuh, maka pihak kami pun sangat menakutkan kondisi bangunan tersebut, bilamana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak kamilah yang merasa malu terhadap Dunia Pendidikan, tetapi kami menyadari dengan anggaran yang sangat minim, maka kami menyarankan kepada Masyarakat Desa Setu Patok agar bertindak sabar menunggu kedatangan bantuan
Di tempat terpisah MR konfirmasi Kepala Dinas Pendidikan Drs. H. Dudung, MM melalui Drs. Dangisa Kabag Diksarpras, mengatakan kami akan mengecek lokasi dalam waktu dekat dan dimana anggaran dari Pemerintah Daerah atau APBD untuk tahun sekarang sangat depisit sekali sehingga kami akan menganggarkan untuk SDN III Setu Patok apakah nanti dari ABT, maupun melalui bantuan dari Dekon, Rol Sherring, maupun bantuan dari DAK
Seraya menambahkan untuk tahun sekarang dari pemerintah sendiri sudah 20 persen menganggarkan bagi bagunan gedung rusak di Kab. Cireebon yang jumlahnya sebanyak 276 SD Rusak berat, sedangkan untuk sekrang yang dianggarkan melalui APBD hanya 27 paket dan rol sherring sebanyak 138 SD yang mendapatkan alokasi
Mengapa SDN III Setu patok pada tahun ini tidak mendapatkan alokasi tersebut, yang penting kami tidak menganak tirikan terhadap bagunan-bangunan SD yang rusak dan akan kami anggarkan pada tahun berikutnya sehingga kami mempunyai target bagi bagunan yang rusak hingga atahun 2010, ungkapnya@ METRO CIREBON Selengkapnya...

Kantor Kejaksaan Sumber di Duduki Mahasiswa, Menyangkut Pengadaan 17 M di PLN

CIREBON, MC
Puluhan mahasiswa Cirebon mealukan aksi unjukrasa di kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Cirebon , mereka meminta agar lembaga Yudikatif ini melakukan pengusutan atas dugaan korupsi proyek pengadaan barang dan jasa di tubuh PT PLN APJ Cirebon senilai Rp 17 miliar.
Aksi mahasiswa yang mendapat pengawalan ketat aparat Polres Cirebon ini berlangsung damai. Para mahasiswa yang terdiri dari Barisan Aksi Solidaritas Mahasiswa Indonesia (BAMI), Front Aksi Mahasiswa Univesitas Muhamadiyah Cirebon (FAM UMC), Himpunan Aksi Mahasiswa STAIN (HAMS), Srikandi Reformis Cirebon (SRC) dan Gerakan Masyarakat peduli Bangsa (GEMA PESA),s empat melakukan orasi yang berisi kecaman terhadap salah satu BUMN itu.
Usai berorasi, mahasiswa lalu melakukan melakukan aksi diam dengan cara menutupi mulut mereka pakai plester. Ini merupakan bentuk sindiran terhadap apaat hokum yang selama ini terkesan diam melihat persoalan yang Negara ini yang penuh dengan praktik-praktik korupsi.
Tdak hanya menutup mulut, mereka juga sempat memasang tenda persis di depan pintu masuk kantor kejaksaan, akibatnya beberapa kendaraan tamu tidak bias masuk, dan terpaksa menggunakan pintu bagian belakang kantor tersebut. Tak berapa lama, pewakilan mahasiswa diberikan kesempatan menemui Kajari Sumber, Happy Hadiastuti, SH di ruang kerjanya.
Menurut Kajari Sumber, Happy Hadisatuti SH, pihaknya menerima masukan dari mahasiswa. Namun menurutnya, alangkah baiknya para mahasiswa juga menyertakan bahan-bahan yang tentunya berkaitan dengan persoalan yang diduga mahasiswa telah terjadi dugaan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa di PT PN tersebut.
“Kami menyambt baik apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa ini. Hanya saja, apa yang disampaikan itu hanya gloalnya saja, artinya belum mengarah pada bentuk proyeknya langsung. Karenanya agar kami dapat menindaklanjuti dan bekerja dengan cepat, alangkah baiknya jika mereka juga menyertakan bahan lainnya,” kata Kajari.
Sementara itu, Tatan, perwakilan mahasiswa yang juga sebagai coordinator lapangan (korlap) dalam aksi tersebut mengungkapkan, hanya menyampaikan kepada pihak Kejari Sumber atas dugaan korupsi tersebut. “Karena kami melihat proses pelaksanaan proyeks ebesar Rp 17 miliar itu tidak mengacu pada Keppres 80 tahun 2003 melainkan hanya berdasar pada SK Dreksi tahun 2000. pertanyaan mana yang lebih tinggi, Keppres atau SK Dirreksi?” Tanya Tatan. Usai melakukan unjukrasa, para mahasiswa ini lalu membubarkan diri dengan tertib menuju kampus masing-masing.@ MOCH. MANSUR Selengkapnya...

Masyarakat Akan PTUN Gubernur Jabar, Bila Melantik Pimpinan DPRD Cirebon

CIREBON,MC
Proses pemilihan pimpinan DPRD Kota Cirebon beberapa waktu lalu dinilai cacat hukum, karena bertentangan dengan peraturan pemerintah (PP) No.53 tahun 2005. Bahkan Gubernur terancam di-PTUN-kan jika sampai nekat melegalkan atau melantik pimpinan dewan tersebut.
“Proses pemiliham pimpinan itu jelas-jelas cacat hokum, dan kami akan mem-PTUN-kan Gubernur jika dia sampai melantik pimpinan dewan yang dipilih kemarin itu,” kata Reno Sukriano, ketua Kaukus Muda Cirebon, didampingi Sekretarisnya, Umar S. Clau, Senin (30/6).
Untuk diketahui, sepeninggalan Sunaryo HW Sip (sebelumnya menjabat Ketua DPRD) menjadi Wakil Walikota periode 2008-2013 beberapa waktu lalu, mengakibatkan terjadi kekosongan di kursi orang nomor satu di gedung wakil rakyat itu, sehingga hanya tinggal 2 orang wakil ketua yakni Dahrin Syahrir Wakil Ketua DPRD (Fraksi Golkar) dan Edi Suripno (Fraksi PDIP).
Melihat kekosongan itu, DPRD kemudian membuat tata tertib (tatib) pemilihan pimpinan DPRD, sehingga terpilihlah Dahrin Syahrir dari Fraksi Golkar sebagai ketua DPRD, Edi Suripno (Fraksi PDIP) sebagai Wakil Ketua DPRD dan Wawan Wanija (Fraksi PAN) sebagai wakil ketua DPRD.
Apa yang dilakukan DPRD tersebut, menurut Reno, jelas-jelas bertentangan dengan aturan yang diatasnya yakni PP 53 tahun 2005 tentang perubahan atas PP N0. 25 tahun 2004 tentang penyusunan peraturan tatib DPRD. Dimana dalam salah satu pasalnya pada intinya disebutkan, jika terjadi kekosongan jabatan ketua, maka yang dilakukan penggantian hanya pada posisi ketua saja, sedangkan dua wakil ketua-nya (pimpinan, red) tetap menjalankan tugas hingga akhir masa jabatannya. Bahkan calon pengganti itupun harus berasal dari fraksi yang sama dengan yang memegang jabatan sebelumnya.
“Inikan lucu, yang diganti bukannya posisi ketuanya saja, melainkan dilakukan pemilihan secara menyeluruh mulai dari ketua hingga wakil-wakil ketua (pimpinan). Jelas ini melanggar atau menabrak aturan,” tegasnya.
Kaitan dengan kondisi tersebut, lanjut Reno, maka kaukus muda Cirebon akan melayangkan surat ke Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dan meminta untuk dilakukan penangguhan (penundaan) pelantikan pimpinan DPRD Kota Cirebon hasil pemilihan kemarin.
“Tapi jika gubernur tidak mengindahkan surat kami ini, kami pun terpaksa mem-PTUN-kan gubernur, karena dianggap melegalkan atau mengesahkan sesuatu yang salah,” tegasnya@MOCH. MANSUR Selengkapnya...

Diduga Dekat Dengan Walikota, Oknum Camat Alergi, Wartawan

Cirebon, MR
Arogansi seorang pejabat kelas camat terhadap para wartawan yang bertindak siapa aku,”maka terjadi di Kota Cirebon, seperti Drs.Taupan Barata,MM yang menjabat sebagai Camat di Kec. Harjamukti Kota Cirebon Jawa Barat, dirinya tidak merespon kedatangan para wartawan Media Nasional

Ketika MR hendak konfirmasi kepada Camat Harjamukti menyangkut kinerjanya yang selama ini dianggap tidak transparan maka, Taupan dengan nada kasar silahkan terbitkan di Koran bapak yang besar sekali dan saya minta khusus di halaman depan, disinilah bahwa Walokota Cirebon Subardi, S.Pd menerapkan orang yang asal-asalan dimana seorang sosok pejabat harus mengayomii masyarakat sesuai dengan sumpah jabatan sewaktu di lantik menjadi Pejabat

Di Kecamatan Harjamukti sendiri dari pihak Kecamatan jarang sekali mensosialisasikan program-proram yang sangat positif terhadap masyarakat, menyangkut kinerja seorang camat yang mempunyai sifat arogansi terhadap Masyarakat terutama dengan kedatangan para wartawan di kantornya sangat tertutup, sehingga katika hendak konfirmasi selalu tidak ada di kantor dan kadangkala ada di kantor dalam penerimannya juga sangat kasar bagaikan sorang preman yang sedang kesambet setan

Di tempat terpisah MR konfirmasi Direktur Exekutif Cocial Independen Strategis (CIS) Cabang Cirebon DR (HC) Bambang Arief Wijaksana di Kantornya mengatakan, kami sangat prihatin sekali bilamana ada sosok seorang pejabat yang bertindak kasar terhadap masyarakatnya, yang mana Wali Kota Cirebon mengangkat seseorang tidak sembarang yang bertujuan agar para pejabat di lingkungan Pemkot Cirebon harus bersikap biujak, arief dan legowo, bukannya ketika sudah menjabat sekonyong-konyong siapa aku” dan pejabat sendiri harus melayani masyarakat bukannya masyarakat melayani pejabat

Kalau menurut pandangan kami bahwa Camat Harjamukti mempunyai sifat arogansi yang tidak mau menghargai orang masyarakatnya, dan itu juga baru menjabat sebagai Camat apalagi menjabat sebagai Kepala Dinas kayaknya lebih arogansi lagi, Maka kami mengharapkan kepada pemerintah Daerah Kota Cirebon dalam hal ini Wali Kota, agar dalam mengangkat seseorang harus berhati-hati dan jangan asal orang, dimana seorang yang akan menjabat baik di tingkat Ke4lurahan maupun hingga tingkat Kepala Dinas harus orang yang sudah diterima masyarakatnya, jangan sampai seperti kejadian di Kecamatan Harjamukti, ungkap bambang@ MOCH. MANSUR Selengkapnya...