AP3K Tolak Pembangunan Pasar Pabuaran Tahun 2010

SUMBER, MC – Ratusan massa yang mengatasnamakan Asosiasi Pedagang Pasar Pabuaran Kidul (AP3K) Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon, mendatangi gedung DPRD setempat untuk menyampaikan tuntutan penolakan rencana pembangunan renovasi pasar Pabuaran tahun 2010. Komisi B menerima kedatangan mereka dan mengajak perwakilan massa untuk berdialog di dalam ruangan.



Hadir dalam pertemuan dialog dengan itu Kuwu Pabuaran Kidul Nurudin, Ketua BPD, dan Camat Pabuaran Drs. Munangwar, Danramil dan Kapolsek Pabuaran. Hadir juga Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon Drs Haki. Sementara dari pihak AP3K hadir ketuanya Asep Barsyah, pengurus LPMD, dan puluhan pedagang pasar pabuaran. Intinya, para pedagang tidak menyetujui pembangunan pasar desa pabuaran kidul tahun 2010.

Adapun alasan penolakan pembangunan pasar oleh AP3K karena, kios yang ditempati pedagang masih dalam status kontrak. Kontrak tersebut terhitung mulai ditandatangani tanggal 1 Januari 1992 sampai dengan 31 Desember 2012. Selain itu, mereka menolak lantaran belum lama tertimpa oleh musibah kebakaran dan penjarahan pada 16 Mei 2008 silam. Alasan lain, kontruksi bangunan yang bertingkat dan harga yang terlalu mahal dan tidak dimusyawarahkan dulu.

Pengurus AP3K mengungkapkan dan menyampaikan bukti-bukti salinan fotocopy surat perjanjian kontrak kios pasar pabuaran kidul yang ditandatangi Kuwu Pabuaran Kidul saat itu, Tjaskam, tertanggal 1 Januari 1992. Pengurus AP3K juga menyampaikan 4 lembar sample bukti kopian surat pernyataan penolakan dari para pedagang. Sample kopian surat pernyataan tersebut dibuat berdasarkan angket yang dilakukan pengurus AP3K.

Beberapa alasan pedagang yang dikutip dalam surat-surat pernyataan tersebut antara lain karena status kontrak bangunan masih berjalan 3 tahun lagi (Sampai dengan tahun 2012), juga karena harga yang terlalu mahal, serta bangunan yang terlalu megah menurut mereka tidak sesuai untuk pasar desa. Terjadi kerancuan kata / kalimat dalam pengalihan pemindahan nama, titik mangsa tanggal, bulan dan tahun dengan masa jabatan masa Kuwu sekarang.

Data yang didapat Pelita diketahui, terdapat keanehan pada surat izin pemakaian kios yang dibuat dan ditandatangani Kuwu Nurudin. Pasalnya, tanggal dan tahun yang tercatat pada surat itu adalah 01 Januari 1992. Diketahui juga hingga kini pemerintah desa dan BPD belum mengeluarkan Perdes, yang mengatur pengelolaan kontrak bangunan pasar dan pengaturan tehnis lain-lainnya. AP3K juga mempertanyakan SK Kuwu tentang pembentukan panitia pembangunan pasar.

Kuwu Nurudin menanggapi pernyataan pengurus AP3K terkait Perdes, mengakuinya bahwa masalah Perdes kini tengah tahap penggodokan. Alasan Kuwu, ada satu klausul terkait masalah retribusi pasar yang mesti direvisi. (Kirno)
Selengkapnya...

Diminta Cabut Izin. Nelayan Adakan Demo PLTU

METRO CIREBON, SUMBER - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Cirebon kembali didemo warga, bahkan mereka meminta agar pemerintah mencabut izin proyek dengan nilai investasi mencapi Rp 7 triliun tersebut, Rabu (29/7)



Aksi ratusan warga Desa Kanci Kecamtan Astanajapura yang tergabung dalam Rakyat Penyelamat Lingkungan (RAPEL) itu berlangsung sejak pukul 09.30 wib, tepat di depan gerbang masuk proyek. Aksi yang juga melibatkan anak-anak itupun mendapat pengamanan ketat dari Dalmas Polres Cirebon
Selain mengutarakan tentang kerugian sejumlah usaha laut yang diaklibatkan aktifitas pembanguan PLTU, massa juga mensinyalir keterlibatan oknum pejabat terkait dengan dikeluarkan sertifikan lahan seluas 4 hektar yang nota bene masih berupa laut (belum berbentuk daratan, red)

Aan Setiawan, selaku koordinator lapangan menjelaskan, PT CEP selaku main contractor PLTU saat ini gencar melakukan aktifitas termasuk membuat dermaga di pinggir laut. Akibat aktifitas kapal-kapal keruk itu, usaha nelayan pencari udang rebon, bukur, ecol, ukon, embet menjadi mati

“Para nelayan tidak lagi mendapatkan hasil yang layak akibat terganggu oleh kapal-kapal keruk itu, dan ini merupakan pembuktian bahwa pembangunan PLTU ini berdampak buruk terhadap perekonomian warga,” kata Aan seraya menambahkan, dari 360 unit rumpon yang ada, kini hanya tinggal 50 rumpion saja yang masih bertahan

Pantauan yang dilakukan di lapangan, para nelayan ini berkerumun di depan pintu masuk di lokasi proyek PLTU yang nantinya akan menghasilkan listrik berkapasita 660 mega watt (MW). Bahkan tak jarang ada nelayan yang duduk dan berbaring agar kendaraan dan pekerja proyek tidak bisa keluar. Sedangkan sebagian anak-anak sambil menutup mulut menggunakan lakban nampak membentangkan spanduk yang berisi tentang penolakan PLTU

Karena tidak mendapatkan tanggapan dari pihak PLTU massa akhirnya membubarkan diri dan berjanji akan melakukan aksi serupa dengan mendatangkan massa yang lebih banyak @ NASIMIN
Selengkapnya...

Lima Murid SDN III Kramat Luka-Luka, Tertimpah Flapon Atap

METRO CIREBON, KOTA – Sekolah Dasar Negeri (SDN) III Kramat Kota Cirebon diguncang masalah, akibat bangunan yang dikerjakan oleh rekanan tidak sesuai dengan standar bestek, sehingga Lima murid menderita luka-luka setelah tertimpa plafon di ruang kelasnya, ketika anak-anak sedang belajar ambruk seketika, Rabu (29/7) sekitar pukul 12.30 wib



Informasi yang didapat di lokasi kejadian, menyebutkan, musibah itu terjadi ketika sekitar 54 murid kelas 3 tengah mengikuti tambahan pelajaran bahasa inggris di ruang kelas yang berada di lantai dua.

Tanpa di duga, tiba-tiba plafon ruang kelas itu ambruk dan langsung menimpa semua murid yang ada di dalam kelas. Runtuhnya plafon kelas secara tiba-tiba itu kontan membuat takut para murid dan mereka pun berhamburan keluar kelas sambil menangis

Menurut seorang guru, Iis Iriyati, Kepada Wartawan menandaskan, plafon ruang kelas yang belum genap empat bulan selesai dibangun itu, memang sudah terlihat miring atau menunjukan tanda-tanda kerusakan. Namun karena bangunan itu merupakan bangunan baru sehingga pihak sekolah menilai itu memang dari sananya

Namun dugaan itu meleset, secara tiba-tiba plafon itu ambruk dan langsung menimpa muridnya. “Saya tidak menyangka plafon itu ambruk dan menimpa murid saya,” kata guru kelas 3 ini

Dari pantauan yang dilakukan di lokasi kejadian, terlihat sambungan plafon yang menopang plafon (eternity, red) itu terlepas, kondisi itu membuat tiang plafon tidak mampu menahan beban sehingga akhirnya albruk

Hingga berita ini diturunkan tidak satupun pihak terkait yang bisa memberikan keterangan terkait dengan musibah itu. Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon pun bungkam. Bahkan juga tidak diketahui siapa pemborong atas bangunan yang barus elesai beberapa bulan itu @ KIRNO
Selengkapnya...

Galian Batu Alam Tanpa Izin, Menelan Korban

METRO CIREBON, PURWAKARTA – Zona merah yang letaknya di Desa Margahayu, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dijadikan untuk tempat pengrajin batu alam, hingga masyarakat setempat menggais rejeki di tempat tersebut untuk menghidupi keluarganya



Namun nasib apes menimpah pada diri Ahdi Bin Enit (59), yang baru pertama kali bekerja tetapi nasibnya apes terkena reruntuhan bebatuan alam yang ada di galian tersebut, sehingga Paha Kiri Ahdi patah, dan hingga kini hanya bisa terbaring di tempat tidurnya

Paha kiri Ahdi, patah akibat tertimpa batu alam hias seperti batu templek yang ada dilokasi galaian, batu alam hias, yang berada di kampung kadu bandeng desa margaluyu kecamatan kiarapedes blok gua landak kawasan resort pemangkuan hutan (RPH) Ciloji bagian kesatuan pemangkuan hutan (BKPH/Asper) Cipeundeuy kesatuan pemangkuan hutan (KPH) Purwakarta.

Ahdi, Saat ditemui METRO CIREBON di kediamannya, ketika ditanya seputar kecelakaan yang menimpanya dan perhatian para pemangku kepentingan (Stakeholder). Ia menandaskan, untuk segala biaya pengobatan sampai mobilisasi ditanggung pengusaha, sedangkan bantuan berbentuk materipun (uang) itu hanya Rp 250 ribu

Sedanagkan Kepala Desa sewaktu menjenguk, akan mengusahakan terhadap pihak Pengembang (pengusaha-red) untuk bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpah pada warganya, dan dikatakanya Adi bahwa Pengusaha berjanji, membiayai saya sampai sembuh, tandasnya

Sementara ketua lembaga masyarakat daerah hutan (LMDH) margaluyu yang baru, Dase memberikan keterangan yang sama. Menurut Dase, disamping sebagai warga Desa Margaluyu yang tergabung diklempok tani hutan. Ahdi, masih saudara sekaligus Famili dekatnya. Ketika, Saya, mendengar Ahdi mendapatkan kecelakaan dilokasi galian batu hias alam, ia langsung memerintahkan kepada sekretarisnya (Ateng) dan menghubungi para pengusaha sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa diri ahdi

Namun koordinator para pengusaha batu hias alam, Marius. Saat akan dimintai keterangan seputar kecelakaan digalian yang berstatus zona merah (Ilegal). Sehingga Tempat tersebut banyak menimbulkan bahaya bencana, akibat Galian liar batu alam @ TOM
Selengkapnya...

“Makmur Sehati” Ikuti Lomba Domba Tingkat Propinsi

METRO CIREBON, SUMBER - Bidang Peternakan di Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan (Distanakbunhut) Kabupaten Cirebon, mengikutsertakan kelompok ternak domba Makmur Sehati pada lomba Agrobisnis Peternakan tingkat Propinsi Jawa Barat yang ngah dalam penilaian saat ini



Kepala Distanakbunhut Ir. Ali Effendi melalui Kabid Peternakan Ir. Deden Erih diruang kerjanya mengatakan, dipilihnya kelompok ternak domba “Makmur Sehati” karena prestasinya yang terbaik di tingkat Kabupaten Cirebon. Lomba ini hanya akan menjaring juara tingkat propinsi. “Lomba ini tidak sampai ke tingkat nasional karena ini agenda propinsi,” kata Deden, Selasa (28/7)

Dikatakan Deden ada beberapa materi yang menjadi poin penilaian dalam lomba ternak domba tersebut, antara lain mengenai dinamika kelompok, pemeriksaan uji tehnis, termasuk pengelolaan pakan ternak. “Yang jelas tim penilai mempunyai standar, ilustrasi dan data-data tehnis. Misalkan dari sisi tehnis pemeriksaan, akan menilai penguasaan pemahaman dari kelompok tersebut. Penilaian uji tehnis juga menyangkut bibit, pakan, kandang dan pengelolaan kesehatan,” ujarnya

Dalam lomba ini biasanya kelompok akan mendapat semacam reward berupa bantuan ternak, juga bantuan dana seperti digunakan untuk pengembangan kawasan ternak. “Biasanya kelompok itu akan memanfaatkan untuk sarana dan prasarana, misalnya jalan masuk kawasan ternak yang tadinya tanah dipasang paving block,” tambahnya @ NASIMIN
Selengkapnya...

Sekolah SMK Banyak Mendapatkan Bantuan APBN

METRO CIREBON, SUMBER - Sekolah-sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota dan Kabupaten ternyata banyak menerima bantuan program dari Direktorat Pembinaan SMK Tahun 2009. Berdasarkan data yang didapat METRO CIREBON dari situs Direktorat Pembinaan SMK Tahun 2009, disebutkan bantuan program untuk SMK di Indonesia ada sebanyak 28 item



Namun sayang, data tersebut tidak merinci nama-nama sekolah SMK dan daerah Kota / Kabupaten mana saja yang mendapat bantuan tersebut. Sehingga, menyulitkan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial serta kurang pengawasan. Data yang dapat di download tersebut hanya menampilkan Panduan Umum (Pedum), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Tehnis (Juknis) saja atas masing-masing item program bantuan untuk SMK

Dapat disebutkan nama-nama item tersebut adalah, bantuan untuk pembangunan USB-SMK dengan volume sebanyak 95 lokal masing-masing sebesar Rp800 juta. Selain itu, ada juga bantuan untuk pembangunan USB-SMK (Lanjutan) sebanyak 100 lokal dengan nilai masing-masing lokal sebesar Rp800 juta. Selanjutnya bantuan untuk pembangunan RKB-SMK sebanyak 3.656 ruang masing-masing sebesar Rp85 juta

Kemudian daripada itu ada juga bantuan program untuk pembangunan ruang Perpustakaan/Lab/Workshop sebanyak 100 ruang dengan nilai masing-masing Rp250 juta. Bantuan penyediaan peralatan TIK SMK sebanyak 210 SMK masing-masing sebesar Rp100.000, juga bantuan peralatan SMK – SPM/Pra SSN**) sebanyak 640 paket masing-masing senilai Rp140 juta

Selanjutnya terdapat bantuan untuk peralatan SMK rintisan SSN**) sebanyak 225 paket masing-masing sebesar Rp200 juta. Ada juga bantuan tempat peralatan praktek bersama di SMK/BLK sebanyak 10 paket yang nilainya masing-masing Rp500 juta. Bantuan khusus peralatan SMK khusus sebanyak 2 paket masing-masing senilai Rp1 miliar, dan juga ada bantuan persiapan sertifikasi ISO 9001-2008**) sebanyak 10 paket masing-masing Rp500 juta

Untuk pengadaan peralatan Lab Biologi SMK**) ada bantuan sebanyak 200 paket masing-masing senilai Rp125 juta, serta bantuan pengadaan peralatan Broadcasting/Multimedia SMK**) sebanyak 125 paket masing-masing sebesar Rp200 juta. Selanjutnya ada juga bantuan pengembangan SMK rintisan SBI sebanyak 210 SMK dengan nilai masing-masing sebesar Rp600 juta. Lalu bantuan untuk pengembangan rintisan modal SMK SBI di kawasan perbatasan sebanyak 5 SMK masing-masing sebesar Rp5 miliar

Bantuan untuk pembuatan prototype peralatan SMK ada sebanyak 7 paket dengan nilai masing-masing sebesar Rp1 miliar, dan bantuan beasiswa program keahlian khusus siswa SMK sebanyak 418.872**) OB dengan masing-masing nilai satuan ribuan sebesar Rp65. Selanjutnya bantuan beasiswa prestasi siswa SMK sebanyak 180.000**) dengan masing-masing nilai satuan ribuan sebesar Rp65

Kemudian ada juga bantuan untuk pengembangan Business Centre (kewirausahaan) pada SMK bidang Bisman/Pariwisata/Seni sebanyak 40 SMK masing-masing senilai Rp250 juta, serta bantuan pengembangan Business Centre (kewirausahaan) pada SMK bidang Pertanian/Kelautan/Tehnik sebanyak 30 SMK dengan nilai masing-masing sebesar Rp400 juta

Tidak hanya itu, ada juga bantuan pemberdayaan layanan pusat TIK SMK sebanyak 431 Kota/Kab dengan nilai maisng-masing Rp40 juta. Kemudian bantuan pendampingan SMA sebanyak 1.500 siswa dengan nilai masing-masing satuan ribuan Rp12.000.000, bantuan beasiswa miskin jenjang pendidikan menengah (SMK) sebanyak 329.667 siswa dengan nilai satuan ribuan Rp780, dan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) sebanyak 3.290.000 siswa dengan nilai satuan ribuan Rp120

Ada juga bantuan Koordinasi/Sosialisasi/Bimtek kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK sebanyak 7.250 SMK masing-masing Rp2.280.000, dan bantuan sertifikasi uji kompetensi sebanyak 750.000 siswa dengan nilai satuan ribuan Rp50. Bantuan pemantauan dan evaluasi tingkat propinsi sebanyak 33 propinsi masing-masing Rp60,216*, serta bantuan Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa data dan Statistik Tingkat Propinsi sebanyak 33 propinsi masing-masing Rp203,888*, juga bantuan penyuluhan dan penyebaran informasi di 33 propinsi masing-masing Rp359,614@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Aksi begal motor mulai menghantui warga Cirebon

METRO CIREBON, SUMBER – Masyarakat Cirebon kini harus waspada dan berhati-hati dalam menjalkankan aktifitasnya, Pasalnya keamanan yang kini dianggap oleh warga Masyarakat, itu belum menjamin untuk keamanan tersebut, seperti halnya kini para pemalakan maupun pembegalan kendaraan marak di Cirebon



Seperti terjadi pada Nasroh, 33, warga Blok Curug RT 46 RW 12 Desa Palimanan Barat Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Sekitar pukul 21.00 wib korban tengah melintas di jalur Pantura menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Nopol E 5401 LI, tepatnya di bilangan Desa Astanajapura Kecamatan Astanajapura Kab. Cirebon

Korban kedua menimpah Safi’i,26, warga Blok Lebak Lor RT 01 RW 05 Desa Karangsari Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Hanya saja Safi’i tidak mengalami bebek belur sebagaimana korban Nasroh, motor Yamaha Jupiter nopol E 6050 KF raib ketika diparkir di depan rumah

Kapolres Cirebon AKBP Arief Ramdhani melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Irawan SIK ketika dikonfirmasi membenarkan mengenai kejadian tersebut, dan menurutnya akhir-akhir ini memang terlihat sering terjadi pencurian dan pembegalan terhadap pemilik sepeda motor

“Karenanya kami mengingatkan agar masyarakat untuk lebih berhati-hati, baik ketika melakukan perjalanan maupun ketika memarkirkan kendaraanya,” tegasnya seraya menambahkan pihaknya pun kini tengah melakukan penyelidikan terhadap kedua kasus tersebut @ NASIMIN
Selengkapnya...

Abaikan Intruksi Bupati, SMPN I Gunung Jati Tetap Pungut PSB


METRO CIREBON, SUMBER - Program Pemerintah Pusat (PP) yang kini sedang gencar-gencarnya membicarakan tentang Pendidikan, namun di Cirebon nampaknya tidak melihat dan memperhatikan Peraturan Pemerintah Pusat Nomor: 48 Tahun 2007 (menentang-red), yang mana bantuan bagi siswa yang sudah tertuang di dalam anggaran Negara melalui Biaya Operasional Sekolah (BOS)



Seperti halnya pada tahun ajaran tahun 2009-ini, Ratusan Sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon dari SMP hingga SMK/SMU nampaknya, seenaknya sendiri untuk melakukan pungutan bagi anak yang mau masuk sekolah, di samping itu atas dasar musyawarah yang dilakukan Komite Sekolah dengan orang tua siswa itu, berujung pada Biaya Bantuan untuk Pembangunan Sekolah, dengan memungut seenaknya sendiri

Seperti yang terjadi di SMPN I Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati Kab. Cirebon Jawa Barat, memungut uang terhadap siswa baru sebesar Rp. 500/siswa dari jumlah 360 Siswa baru, sehingga diakumulasi sebesar Rp. 180 Juta, uang sebesar Rp. 300 juta tersebut diperuntukan bagi sumbangan sukarela orang tua siswa kelas VII untuk Pemagaran Sekolah, dan Rp. 200 juta diperuntukan bagi Perlengkapan PSAS (Baju Batik, Baju Kotak, Pakaian Olah Raga, Topi Atribut Sekolah)

Ketika METRO CIREBON Konfirmasikan hal tersebut beberapa kali, terhadap Kepala Sekolah SMPN I Gunung Jati Dra. Hj. Nurhayati, MM, selalu tidak ada di ruangan dengan alasan ibu kepala sekolah sedang keluar, tandas salah seorang yang mengaku guru

Namun setelah dihubungi melalui telephon selularya, yang diterima Sugiarto mengatakan kepada METRO CIREBON, Ibu kepala Sekolah sedang keluar mengantar anaknya yang sedang sakit, dan penjelasan tentang uang bantuan terebut tidak bertentangan dengan intruksi Bupati, Bupati hanya mengintruksikan tentang pungutan PSB itu hanya di SMK dan SMU saja, jadi apa yang dilakukan oleh Pihak SMPN I Gunung Jati adalah sesui presedur, ungkap Sugiarto

Sugiarto menambahkan, tentang pungutan di sekolah, “kami, adalah sudah melalui musyawarah baik orang tua siswa maupun Komite Sekolah, di sekolah kami juga ada 4 orang tua siswa yang minta dibebaskan Bantuan tersebut, pihak sekolah juga sudah membebaskan pungutan PSB ke 4 siswa karena dianggap tidak mampu, kilah sugi

Ditempat terpisah DR (HC) Bambang Arief Wijaksana Direktur Exekutif LSM Control Independent Strategis (CIS) Cabang Cirebon, mengungkapkan kapada METRO CIREBON, bahwa bagi sekolah yang memungut PSB itu harus dikembalikan tanpa syarat, yang mana, Intruksi Bupati Cirebon Drs. H. Dedi Supardi, MM menyatakan bagi sekolah yang memungut PSB itu harus dikembalikan, jadi, kami berharap kepadah sekolah baik di SMP maupun di SMU/SMA segera mengembalikan uang tersebut terhadap orang tua siswa, Ungkapnya@ SUKIRNO / NASIMIN
Selengkapnya...

Desa Cimayasari Laksanakan Program Gotong Royong

METRO CIREBON, SUBANG – Masyarakat Desa Cimayasari Kecamatan Cipeundeuy Kab. Subang Jawa Barat, melksanakan kegiatan Gotong Royong (Kerja Bahkti), yang selama ini bisa kita lihat bahwa Kegiatan tersebut sudah lama tidak terdengan lagi, akibat kemajuan global, dimana dengan adanya multidimensi krisis global, maka Pemerintah berupayah melakukan pembenahan melalui program Padat Karya (Kerja bahkti)



Hal tersebut dilakukan bukan saja memberikan contoh kepada warga masyarakat, terkecuali untuk mengugah hati nurani masyarakat agar kepedulian tentang pembangunan di desa terlaksana dengan baik, dimana program Gotong royong tersebut harus di cintainya, apa lagi dengan program Pemerintah daerah Subang, dalam rangka memperingati bulan bakti gotong royong dan perwujudan moto kabupaten Subang. “Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju”

Program Kerja Bahkti tersebut bukan saja di Desa Cimayasari melainkan, seluruh Desa yang ada di Kabupaten Subang, namun untuk pelaksanaan kerja bahkti yang ada di desa Cimayasari ini, diikuti seluruh aparatur desa dan para tokoh (Masyarakat, Adat, Agama, dan Pemuda) sekaligus para anggota dan pengurus lembaga desa, melibatkan satuan linmas

Kegiatan yang dipusatkan sekitar pemakaman umum Ciukup ini, meliputi jalan utama menuju kantor Desa Cimayasari. Diantaranya membersihkan parit-parit sekaligus lereng pemakaman dari rumput ilalang dan kotoran sampah yang ada, dengan menggunakan alat kerja seadanya

Kurang lebih 80 orang yang hadir, berbaur dan tersebar bekerja sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing. Dan hasilnyapun lumayan memuaskan, berkat kegigihan dan kekompakan serta kerjasama yang tercipta

Pekerjaan yang begitu rumit dan melelahkan, dengan diselingi gelak tawa dan canda tanpa terasa bisa diselesaikan dalam waktu cepat tidak sampai memakan waktu seharian penuh

Ditemui dilokasi Suherdi Mulyono Kepala Desa Cimayasari, menandaskan bahwa “Sebagai tonggak awal serta terciptanya kembali kegiatan kerja bakti gotong royong di Cimayasari yang sudah semakin pudar dan dilupakan warga masyarakat, disamping itu kita memberi contoh kepada warga. Kita sebagai aparat masih bisa kompak dan bekerja sama kerja bakti gotong royong, agar kedepannya masyarakat mau dan memperhatikan hal-hal seperti ini,”ungkapnya@ tom/dar
Selengkapnya...

Indramayu Canangkan Program Pemanasan Global

METRO CIREBON, INDRAMAYU – Dampak dari Fenomena alam sekarang ini, timbullah berbagai macam tanatangan yang sering kita alami seperti terjadinya Fenomena alam seperti angin putting beliung, naiknya air laut, dan berbagai macam hama yang menyerang tanaman, sehingga, untuk penanganannya dicanangkan melalui program Grim



Dalam pemanasan Global di Indramayu melalui motto Kab.Indramayu Jawa Barat seperti Gerakan Remaja Indramayu Menanam (GRIM) yang bertujuan untuk penghijauan bagi daerah indramayu dalam rangka menuntaskan program penanganan lahan kritis guna mengantisipasi dampak negative

Pemanasan global, Sebagaimana kita maklumi , Bahwa timbulnya fenomena alam seperti Angin putting beliung, banjir, kekeringan, naiknya pasang air laut, hama penyakit tanaman dan lain-lain merupakan pertanda dari pemanasan global

Namun harus kita sikapi secara bijak, diantaranya dengan memperbanyak menanam pohon dilahan kritis, seperti halnya dengan Kabupaten Indramayu, yang baru-baru ini mencanangkan Gerakan Remaja Indramayu Menanam (GRIM ) yang dimotori oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Program tersebut mendapatkan respon yang sangat positip dari Bupati Indramayu H. Irianto Mahfuz Sidik Syafiuddin, Sekaligus mengintruksikan kepada pejabat yang lain agar terlaksananya GRIM di Kab. Indramayu

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Indramayu H.Y. Mulyantoro kepada METRO CIREBON, Mengatakan Program GRIM Adalah suatu kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang terkoordinasi dengan mendayagunakan setiap kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah kabupaten Indramayu secara religius, maju, mandiri

Seraya menambahkan, guna mencapai kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Indramayu Remaja, berdasarkan Keppres nomor 24 tahun 2008 tentang hari menanam pohon Indonesia

Kemudian merujuk surat dari Mentri Kehutanan RI Nomor: 87\Menhut-V\2009 tentang program penanaman satu orang satu pohon (one man one tree-red), Dan Surat Kepala balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy Nomor; S.844\V\BP-DAS\Cky-3\2009 tentang pelaporan dan input Data kegitan satu orang satu pohon Tahun 2009

Mulyantoro Menambahkan, GRIM dilaksanakan terutama pada lahan kritis dan rawan bencana , lahan pekarangan penduduk, Hutan kota, Kanan kiri jalan, Kanan kiri sungai\ saluran air, serta daerah pesisir pantai

GRIM sendiri melibatkan seluruh warga masyarakat Kabupaten Indramayu. Setiap warga dianjurkan untuk menyediakan dan menanam satu pohon tanaman keras (produktif/tanaman pelindung-red) sebagai sodaqoh atau infak, Diantaranya adalah; Pasangan calon pengantin, pasangan suami istri yang akan bercerai, Siswa-siswi yang telah lulus, Masyarakat yamg akan membuat atau memperpanjang KTP, masyarakat yang akan membuat Akte (CAPIL)

Para pengusaha Swasta yang akan memperpanjang/membuat Surat izin operasional, masyarakat yang membuat surat-surat kendaraan bermotor, Anggota KORPRI yang akan naik pangkat/jabatan atau CPNS yang akan diangkat menjadi PNS. Semua itu dianjurkan untuk menyediakan dan menanam 2 batang bibit tanaman keras

Dan semua itu agar masyarakat tersentuh untuk berbuat menanam sehingga dikemudan hari akan menjadi Indramayu hijau dan udaranya yang sejuk, tandas Mulyantoro@ Mahmud
Selengkapnya...

Pungutan PSB, Kepsek Abaikan Intruksi Bupati

METRO CIREBON, SUMBER – Nampaknya seluruh Sekolah yang memungut PSB, tidak mengindahkan intruksi Bupati Cirebon Drs. H. Dedi supardi, MM, yang mana Bupati mengultimatum terhadap seluruh Sekolah yang memungut PSB harus di kembalikan dalam waktu satu minggu, dan bagi sekolah yang tidak mengembalikan terancam di pecat, tandas Bupati selagi para kepala sekolah di undang di ruang nyi mas gandasari Kantor Pemkab Cirebon Jawa Barat, pada Selasa, Tanggal (14/07)



Sedangkan, kasus pungutan dana dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) di sejumlah sekolah SMAN dan SMKN di Kabupaten Cirebon, telah menuai sorotan tajam berbagai pihak. Bupati Cirebon Dedi Supardi sendiri telah bersikap tegas mengintruksikan agar pihak sekolah mengembalikan pungutan dana tersebut dalam waktu seminggu. Namun nyatanya, sampai dengan batas waktu ultimatum satu minggu ini, diduga sejumlah sekolah belum menyelesaikan pengembalian pungutan dana PSB tersebut

Salah satu orang tua yang memasukan anaknya sekolah di SMKN 1 Sumber, ketika diwawancarai METRO CIREBON mempertanyakan pengembalian pungutan dana PSB tersebut. Sebab, yang ia dengar, Bupati telah mengintruksikan agar sekolah mengembalikan pungutan uang PSB tersebut

“Saya, dengar jika Bupati minta agar pihak sekolah mengembalikan pungutan PSB tersebut, tapi mana, nyatanya sampai satu minggu batas waktu ini pihak sekolah belum juga mengembalikan,”ungkapnya, Rabu (22/7)

Begitu juga Rahmat, salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Sumber. Saat mendaftarkan anaknya, Rahmat mengaku dimintai uang sampai jutaan rupiah oleh pihak sekolah. Baginya, uang sebesar itu menjadi beban berat. Namun apa daya, demi anaknya diterima di sekolah itu, ia pun rela sepeda motornya digadaikan Rp.2 juta

“Habis mau gimana lagi, saya sudah cari hutang kesana kesini tapi tidak ada, ya terpaksa saya gadaikan sepeda motor, yang penting anak saya bisa sekolah,” ungkapnya dengan nada memelas

Baik Burhan maupun Rahmat, menyekolahkan anaknya di sekolah dengan standar internasional. Namun, rupanya pengembalian pungutan dana PSB ini tidak berlaku bagi sekolah dengan predikat standar internasional. Beberapa kepala sekolah ketika dihubungi METRO CIREBON via telepon seluler juga mengatakan demikian

“Intruksi Bupati tentang pengembalian dana DSP tidak berlaku bagi sekolah RSBI,” kata Baharudin, Kepala Sekolah SMAN 1 Palimanan, yang juga merupakan salah satu sekolah RSBI di Kabupaten Cirebon, dan senada juga dikatakan oleh Kepala SMKN 1 Kedawung, Wawan melalui sambungan ponsel

Hal ini menuai komentar pedas dari Ketua LSM Pro Justitia Kota/Kabupaten Cirebon Muhammad Aminudin. Ia mempertanyakan landasan hukum dari pungutan DSP bagi sekolah RSBI. Sebab menurut dia, sekolah RSBI telah mendapat Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) dari APBD Kabupaten Cirebon tahun 2009. Berdasarkan data tercatat, jumlah alokasi dana DSP untuk SMKN 1 Kedawung berdasarkan penetapan SK Bupati mencapai Rp.1.259.940.000,00, dengan jumlah sebanyak 913 siswa. Sedangkan untuk SMAN 1 Palimanan jumlah alokasi DSP sebesar Rp.504.210.000,00 dengan jumlah 799 siswa

Lebih lanjut kata Amin, tidak jelasnya payung hukum pungutan DSP bagi RSBI karena dalam pelaksanaan diduga hanya mengacu pada buku petunjuk operasional penggunaan DSP yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon. Dalam buku petunjuk operasional DSP tersebut, disebutkan khusus untuk sekolah RSBI diperbolehkan memungut dana pendidikan dari orang tua dengan dalih sekolah SBI memerlukan dana yang cukup besar

Dan menurut Amin, petunjuk operasional tersebut sifatnya hanya kebijakan yang dikeluarkan Disdik Kabupaten Cirebon,“Itu kan hanya kebijakan yang dikeluarkan Disdik. Mestinya, untuk mengatur DSP tersebut dibuat Perbup atau Perda, dan merinci kebutuhan sekolah apa saja yang boleh dipungut dan mana saja yang tidak boleh dipungut. Sehingga kejadiannya tidak kacau seperti ini,” tegas Amin

Amin juga menyinggung lemahnya pengawasan melekat terhadap pelaksanaan DSP oleh tim monitoring Disdik Kabupaten Cirebon. “Dengan adanya pengembalian pungutan dana PSB, merupakan bukti nyata perbuatan yang telah dilakukan. Saya melihat ini akibat dari lemahnya pengawasan melekat yang dilakukan tim monitoring dalam pelaksanaan penyaluran DSP oleh Disdik,” tambah Amin@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Ibrahim diduga Pelaku Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton

METRO CIREBON, KUNINGAN – Sehari Sebelum peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, kini rumah keluarga Ibrahim yang terletak di RT 28/10 Desa Sampora, Kec. Cilimus, Kab. Kuningan, Jawa Barat, mendadak menjadi perhatian masyarakat setempat maupun Polres kuningan, Pasalnya, Ibrahim diduga salah satu pelaku bom bunuh diri, Rabu (22/06)



Ibrahim, mempunyai keluarga diantaranya istri dan anggota keluarga lainnya termasuk mertuanya (Jaelani dan Asenih), hingga siang tadi keluarga hanya bisa tutup mulut di dalam rumah. Kesemua keluarga Ibrahim tidak berani keluar, apalagi keluar di halaman rumah, dikarenakan banyak berdatangan orang yang tidak mereka kenal

Para “tamu, tak diundang” itu tak lain merupakan beberapa wartawan yang ingin mendapatkan informasi akurat mengenai keberadaan Ibrahim dan keluarga Ibrahim tersebut, tak tahan melihat kondisi yang terus menderah serta untuk cepat lepas dari “keterusikannya”,istri Ibrahim, Suci Hani ditemani saudara dan seorang kerabat, sekitar pukul 11.15 wib sempat membuka pintu dan menemui para wartawan untuk memberikan penjelasannya

Dijelaskanya, Suci Hani, dia mengaku jika dirinya dihubungi suaminya itu terakhir kali pada Kamis (16/7) atau sehari sebelum kasus ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, sesudah itu kami tidak ada kontak lagi dengan suami saya, tandasnya

Menurut Suci dari empat anak hasil perkawinannya dengan Ibrahim, komunikasi terakhir itu Ibrahim hanya menanyakan tentang kondisi hari pertama masuk sekolah atas anak-anaknya, dan “Waktu itu, hanya menanyakan bagaimana hari pertama anak-anak

Ketika menyinggung tentang surat wasiat yang diberikan terhadap Suci dari Ibrahim, maka Suci menyangkal jika pihak keluarganya menerima surat wasiat tersebut dari Ibrahim,“Itu tidak benar, kami saja saat ini tidak tahu menahu. Terima kasih ya mas mohon pengertiannya, saya minta doanya, minta yang terbaik untuk keluarga,”kata Suci sambil perlahan menutup pintu rumahnya

Sementara, di lingkungan sekitar kediaman keluarga Ibrahim memang terlihat ramai, bergerumbulan banyak orang, Selain para wartawan baik media cetak maupun elektronik, warga yang merasa penasaran berkerumun untuk melihat rumah keluarga Ibrahim, Sejauh ini memang tidak tampak pengamanan dari aparat kepolisian di rumah kediaman keluarga Ibrahim. Hanya terdapat sekitar 4 anggota TNI yang berada di lokasi tersebut@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Pengadilan Kota Cirebon Eksekusi Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan

METRO CIREBON, KOTA – Pengadilan Negeri (PN) Kota Cirebon Jawa Barat melakukan Eksekusi terhadap kantor Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian, kantor tersebut terdapat Ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Cirebon, Selasa (21/7)



Sehingga para PNS tersebut terpaksa gigit jari dan tidak dapat melakukan aktifitasnya, menyusul kedatangan sejumlah pegawai Pengadilan Negeri (PN) Kota Cirebon bersama petugas Satpol PP dibantu Anggota Polresta Cirebon yang akan melakukan eksekusi kantor

Ratusan PNS ini kaget bukan kepalang karena mereka tidak menyadari jika kantor mereka akan dieksekusi. Eksekusi itu merupakan dampak gugatan dari pihak Keraton Kasepuhan pada 8 tahun silam yang mengklaim sebagai pemilik atas lahan seluas 4.478 M3 tersebut. Bahkan gugatan itu diperkuat dengan turunnya keputusan dari Mahkamah Agung (MA) hingga kemudian dilakukanlah eksekusi

Pantauan di lapang para petugas yang melakukan eksekusi tampak berusaha mengeluarkan sejumlah barang dari dalam gedung yang sudah beberapa tahun ini dijadikan sebagai kantor tersebut. Para PNS inipun tidak dapat berbuat banyak, bingung dan hanya termangu saja petugas mengeluarkan barang-barang di kantor mereka

Menurut keterangan dari pihak Keraton Kasepuhan melalui, Pangeran Ruslan, sekitar tahun 80-an terjalin kesepakatan antara pihak keraton dengan Pemkot Cirebon mengenai penggunaan lahan tersebut. Namun dalam perkembangannya,belakangan Pemkot Cirebon mengklaim sebagai pemilik atas lahan itu. Pihak keraton yang tidak terima lantas melakukan gugatan pada tahun 2001, kasus itupun bergulir hingga akhirnya Mahkamah Agung (MA) dalam putusan menetapak Keraton yang berdiri sejak 1469 itu sebagai pemilik yang sah

Kepala DKP3 Kota Cirebon, Odi, mengaku sangat bingung. Menurutnya Odi, idealnya harus dilakukan Peninjauan Kembali (PK), dan akibat eksekusi itu jelas menggangu kinerja dinas yang dia pimpin. Bahkan kebingungan makin besar karena Odi tidak tahu harus mengantor dimana,“Kami mau kemana dan bekerja didimana? Padahal Pemkot Cirebon memiliki sertifikatnya,”kata Odi

Sementara itu, Walikota Cirebon, Subardi SPd, ketika dikonfirmasi pihaknya akan melakukan Peninjauan Kembali (PK). “Kami akan melakukan PK,”ujarnya singkat@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Kadisdik Kota Cirebon Diperiksa Kejaksaan, Terkait Pungutan PSB

METRO CIREBON, KOTA – Pendidikan di Cirebon bisa dikatakan terpuruk, pasalnya sejumlah sekolah yang ada di kota Cirebon dalam penerimaan murid Baru dijadikan ajang bisnis, dengan memungut PSB sebesar jutaan rupiah, tetrapi dengan adaanya pungutan tersebut Kejaksaan Negeri Kota Cirebon memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Dedi Widiagiri, untuk dimintai keterangan (diperiksa-red) terkait dugaan pungutan yang dilakukan sejumlah sekolah



Saat Penerimaan Siswa Baru (PSB). Selain Kadisdik, sejumlah kepala sekolah juga akan diperiksa untuk dimintai keterangannya, Pemeriksaan terhadap orang nomor satu dilingkungan dinas pendidikan kota Cirebon ini, dilakukan secara tertutup di ruang Kasi Intel Kejari Cirebon, Asep Sunarsa, memakan waktu selama tiga jam.
Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel), Asep Sunarsa, masih enggan memberikan keterangan yang jelas menyangkut materi yang dipertanyakan kepada Dedi Widiagiri. Hal tersebut dikarenakan apa yang dilakukannya itu terlebih dahulu akan dilaporkan ke pimpinannya, tandasnya
Asep menandaskan, langkah pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket-red) yang memang dibutuhkan sudah didapatkan, Kemungkinan pihaknya juga akan memanggil sejumlah kepala sekolah untuk dimintai keterangan,“Kami juga akan meminta keterangan beberapa kepala sekolah lain,” tegasnya
Sementara itu, usai menjalani pemeriksaan, Kadisdik Dedi Widiagiri mengungkapkan, jika dirinya tidak pernah mengeluarkan instruksi terhadap Sekolah-sekolah untuk memungut uang herregistrasi kepada orangtua siswa baru, kalaupun ada sekolah yang tetap memungut itu merupakan kewenangan sekolah, ungkapnya, seraya menambahkan, “Sepengetahuan saya cuma SMA 3 saja yang memungut yang lain tidak,”kata Dedi @ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Polres Cirebon Ringkus Pengedar Ganja


METRO CIREBON, SUMBER - Jajaran Polres Cirebon berhasil mengungkap jaringan pengedar ganja, sebanyak 1 Kg ganja kering yang siap diedarkan. Namun, kegiatan yang dilakukan oleh para komplotan ini dikomandoi salah seorang nara pidana (napi) yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kuningan, Jawa Barat, Kamis, 16/07/2009


Sejauh ini polisi sudah menangkap empat tersangka masing-masing Joni, 25, Ibrohim, 28 dan Didi Akmadi alias Bontot ketiganya warga Kabupaten Cirebon, sedangkan satu tersangka lagi bernama Hendarto, 21, warga Kabupaten Kuningan yang bertindak sebagai kurir

“Keempatnya sudah kami tahan dan kini masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Para tersangka ini semuanya bermuara pada seorang Bandar bernama Suganda yang kini berstatus sebagai tahanan di Lapas Kuningan,” kata Waka Polres Cirebon Kompol Diki Budiman SIK,MH kepada wartawan di Mapolres Cirebon, Kamis (16/7)

Dijelaskan Diki, terhadap tersangka Suganda sejauh ini masih dilakukan pendalaman dan yang bersangkutan masih berada di Lapas Kuningan. Namun demikian pihaknya memang belum memeriksa secara intensif terhadap Suganda yang kini sebagai napi tersebut

Ihwal terungkapnya komplotan yang melibatkan napi Lapas Kuningan ini berawal dari tertangkapnya tersangka Joni, selanjutnya berturut-turut diciduk tersangka Ibrohim, dan Didi. Dari keterangan Didi terungkap, ketika membutuhkan barang tersebut selalu didapatkannya dari tersangka Suganda yang berada di dalam penjara

Rupanya dilain pihak, tersangka juga terlibat jaringan lain yakni bekerjasama dengan Hendarto kurir yang selama ini setia konsen berkoordinasi dengan tersangka Suganda. Bahkan terakhir Suganda melalui Hendarto mendapatkan order pesanan 2 Kg paket ganja kering yang berasal dari Jakarta

Dalam perjalanan dari Jakarta, Hendarto tidak menerima 2 kg sebagaimana order yang diterima, dia hanya mendapatkan 1 Kg saja dari Jakarta. Konon 1 Kg lainnya diturunkan di Pasar Cipeujeu, Kabupaten Cirebon. Petugas pun hanya mendapatkan 1 Kg ganja saja dari tangan Hendarto yang disimpannya di rumahnya

Menurut Diki, pihaknya akan terus mengembangkan kasus ini karena kemungkinan masih ada anggota jaringan lain yang belum tertangkap. “Kami masih mengembangkan kasus ini,” pungkas Diki @ SUKIRNO

Selengkapnya...

Kejaksaan Usut, Sekolah Pungut PSB


METRO CIREBON, SUMBER – Kejaksaan negeri Sumber akan mengusut tuntas bagi Sekolah yang memungut Biaya untuk Penerimaan Sekolah Baru (PSB), Pasalnya di Cirebon setiap sekolah memungut biaya tersebut sekitar Rp. 2 juta hingga 4 juta, dengan alasan setiap komite sudah melakukan musyawarah dengan orang tua siswa

“Kami, akan lihat permasalahan dulu, apakah memang terdapat pungli didalamnya, pihak kami akan membentuk tim khusus untuk melakukan pengusutan bagi sekolah yang melakukan pungutan liar,”ungkap Kajari Sumber, Happy Widiastuti, ketika dikonfirmasi saat acara peluncuran stasiun gas elpiji di Kelurahan Watubelah, Rabu (15/7).

Sejauh ini, lanjut Kajari, memang belum ada laporan resmi dari masyarakat perihal dugaan pungli disejumlah sekolah tersebut, namun pada prinsipnya jika kondisi itu kemudian menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dan menunjukan ada dugaan kuat mengenai praktik demikian, pihak kejaksaan jelas akan melakukan penyelidikan.

Langkah pengusutan yang bakal dilakukan kejari Sumber tersebut, sejalan dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidian (Kadisdik) Propinsi Jawa Barat, Moh. Wahyudin Zarkasyi yang intinya mempersilahkan pihak kejaksaan melakukan pemeriksaan jika terbukti ada sekolah yang melakukan pungutan liar kepada siswa dengan alasan apa pun.

“Jika dilapangan ditemukan akan sekolah yang melakukan pungli, maka kami pun tidak akan segan meminta pihak kejaksaan untuk melakukan pemeriksaan,” kata Zarkasyi.

Diungkapkannya, dana untuk PPDB sudah termasuk ke dalam komponen Biaua Operasional Sekolah (BOS) bersama dengan biaya pelayanan minimum untuk Sekolah dasar (SD) dan SMP. Dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 tentang Biaya sekolah, jelas-jelas dinyatakan jika segala sesuatu yan berkaitan dengan pelayanan minimum ditanggung pemerintah pusat.

Sementara itu, Bupati Cirebon sehari sebelumnya sudah menginstruksi kepada sejumlah sekolah yang melakukan pungutan untuk segera mengembalikannya ke orangtua siswa. Bahkan kepala sekolah yang tidak mengembalikan dalam waktu satu minggu terancam akan dipecat.

Di tempat lain, langkah pengembalian dana pungutan tersebut juga dilakukan di Kota Cirebon. Ketua DPRD Kota Cirebon Dahrin Syahrir secara tegas meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon untuk mengembalikan dana pungutan itu▪ SUKIRNO

Selengkapnya...

Bupati Cirebon Ingkar Janji, Sekolah Gratis Dipertannyakan, Kepseknya Terancam dipecat

METRO CIREBON, SUMBER - Janji Bupati Cirebon nampaknya belum dirasakan warga masyarakat, pasalnya Bupati Cirebon, Drs H Dedi Supardi, MM berjanji sewaktu Pilkada, menyangkut Biaya Sekolah geratis, kini Bupati sendiri sangat marah besar ketika mendengar sejumlah Sekolah Negeri tingkat SLTA menarik Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) mencapai jutaan rupiah.



Bupati pun memerintahkan terhadap para Kepala Sekolah untuk mengembalikan uang tersebut paling lambat satu minggu ke depan, jika tidak dikembalikan para Kepala sekolah akan dikenakan sanksi pemecatan, tandas Bupati

“Saya tidak mau tahu, yang penting selama satu minggu ini uang-uang itu harus dikembalikan ke para orangtua siswa. Jika tidak, saya akan memecat kepala sekolahnya,” kata bupati dengan suara tinggi di depan puluhan kepala SMA/SMK negeri di kabupaten Cirebon yang sengaja dikumpulkan di ruang Nyimas Gandasari, Selasa (14/7)

Kemarahan bupati ini dipicu banyaknya keluhan dari masyarakat Kabupaten Cirebon (orangtua siswa, red) terkait dengan kewajiban DSP yang jumlahnya cukup besar dan bervariatif, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 4 juta setiap siswanya

Diungkapkan, di Kabupaten Cirebon ini terdapat sekitar 36 SMA/SMK negeri. Dengan asumsi setiap sekolah terdapat 250 siswa baru, artinya ada sekitar sekitar 8.250 siswa baru, dan jika tiap siswa dikenakan DSP minimal 1 juta saja, maka sudah terkumpul dana sebesar Rp 8,2 miliar

Bupati menegaskan ketidaksepahamannya dengan kebijakan yang dikeluarkan pihak sekolah mengenai penentuan dana DSP yang berjumlah jutaan tersebut, dan ketidaksetujuannya itu diwujudkan dengan memerintahkan para kepela sekolah untuk mengembalikan dana-dana DSP yang sudah terlanjur diambil, “Biarlah saya dibenci oleh puluhan kepala sekolah, yang penting saya bisa menyelamatkan ribuan siswa,” kata Dedi

Mengenai keberlangsungan pendidikan terhadap sekolah jika dana-dana itu dikembalikan, menurut bupati tidak ada masalah karena sudah dialokasikan sebesar Rp 65 ribu persiswa setiap bulannya, Rp 50 ribu dari APBD Pemkab Cirebon dan Rp 15 ribu persiswa yang bersumber dari APBD provinsi

“Bahkan khusus untuk SMK ditambah lagi Rp 7.500 persiswa perbulannya yang bersumber dari pusat. Melihat perhatian yang ditunjukan dengan mengalokasi dana-dana seperti itu rasanya tidak logis jika masih ada sekolah yang menarik dana DSP sampai jutaan rupiah,” tegas bupati ■ MOCH. MANSUR
Selengkapnya...

Warga Desa Cikadu Keluhkan Infrastruktur Jalan

METRO CIREBON, PURWAKARTA - Hal tersebut tercermin dapat dilihat sebagaimana sarana bagi transfortasi jalan umum menuju desa Cikadu belum terlihat ada perbaikan.

Jalan tersebut Jarak tempuh yang cukup lumayan jauh, ini menjadi keluhan warga masyarakat dan sebagai kendala utama warga dalam menjalankan aktivitas keseharian. Khususnya bagi para buruh pabrik dan anak sekolah, yang sehari-hari pulang pergi menuju ke Desa Cikadu.


Hasil pantauan METRO CIREBON dilapangan, menurut beberapa sumber yang bisa di pertanggung jawabkan, mengungkapkan “kami, semua, memohon kepada Pemerintah daerah untuk segera memperbaikai jalan di desa Cikadu, pasalnya jalan tersebut terkesan di abaikan oleh pemerintah daerah, sehingga warga dapat menikmati infrastruktur yang nyaman

Ditambahkannya, memang kemungkunin besar arahnya masalah politik, tetapi warga jangan didramatisir masalah tersebut, Politik itu hak dari warga negara, jadi politik itu tidak alasan bagi kita, tandasnya

Sehingga kami sebagai warga masyarakat kapan untuk menikmati infrastruktur di Desa Cikadu, apalagi Program pemerintah Pusat yang sekarang sedang gencar-gencarnya membicarakan infrastruktur perdesaan, tetapi Pemkab Purwakarta mungkin tidak mempelajari hal tersebut

Meskipun untuk anggaran tahun 2009 Bupati Kab. Purwakarta H. Dedi Mulyadi, SH menyediakan sebesar Rp. 135 Milyar, dari anggaran semula yang hanya dua puluh milyar pertahun sewaktu pejabat bupati sebelumnya

Sedangkan untuk desa Cikadu ternyata belum ada kabar baik yang bisa mencerahkan warga, kapan kiranya jalan desa Cikadu akan diperbaiki seperti layaknya desa lain, ungkap beberapa warga

Sama halnya tokoh pemuda warga Desa Cikadu angkat bicara,“Saya sakit hati melihat kondisi desa yang kami anggap tertinggal, dan tidak diperhatikan oleh bupati, Warga kami bukan kornban politik pilkada sewaktu Beliau mencalonkan bupati, dan pada waktu itu tidak ada dukungan dari warga Cikadu, lantas jalan ke desa Cikadu tidak diperhatikan,”Ujarnya

Ditempat terpisah, pihak Desa sendiri sudah melayangkan surat permohonan untuk infrastruktur perdesaan ke pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada informasi tentang perbaikan jalan, padahal kami mengajukan permohonan tersebut sesuai prosedur melalui musrenbang, segala upaya telah maksimal dilakukan. Akhirnya hasilnya belum juga dapat dirasakan oleh warga @ TOMY Selengkapnya...

Tolak Pakai Tinta, Warga Komplek Benda Kerep Gunakan Cairan Kunyit

METRO CIREBON, SUMBER - Ada yang berbeda pada pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) di Komplek Pondok Pesantren (Ponpes) di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Pasalnya warga menolak menggunakan tinta usai melakukan pencontrengan namun menggunakan cairan kunyit

Ada beberapa alasan yang membuat kenapa kemudian warga lebih memilih menggunakan kunyit ketimbang tinta, selain karena kunyit dirasakan lebih cepat hilang, kunyit juga merupakan bahan dari alam yang tentunya dianggap tidak akan membatalkan wudhu

KH Mohammad Miftah, Pimpinan Pondok Pesantren Benda Kerep, mengungkapkan, penggunaan tinta dapat membuat seseorang tidak sah apabila berwudu. “Jika seseorang berwudu, itu menjadi tidak sah apabila menggunakan tinta, karena tinta dapat menterap pada kulit,” tandasnya

Namun demikian, lanjutnya, sebagai warga negara yang baik serta agar tetap dapat menyalurkan aspirasinya, maka diambil jalan alternatif yakni dengan menggunakan cairan kunyit. ”Solusi ini sebenarnya sudah kami sampaikan pada saat Pileg atau Pilkada, tapi baru kali ini disetujui,” kata Miftah seraya menambahkan di TPS 17 Lebak Ngok, tempat warga menyalurkan hak pilihnya, terdapat 659 pemilih

Ketua PPS TPS 17 Lebak Ngok. Wahidin menjelaskan, penyediaan kunyit itu memang dilakukan setelah bermusyawarah dengan warga yang kemudian diusulkan ke KPU. ”Meski begitu, selain menyediakan cairan kunyit, kami juga tetap menyediakan tinta, tinggal diserahkan ke warga itu sendiri mereka mau menggunakan yang mana,” kata Wahidin

Terkait dengan kondisi yang ada di TPS 17 Lebak Ngok, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Cirebon, Didi Nursidi, yang saat itu memantau langsung pencontrengan, mengaku tidak mempersoalkannya. Menurutnya apa yang berkembang di komplek Benda Kerep bersifat situasional. ”Yang terpenting yakni warga bisa menyalurkan hak pilihnya,”tegas Didi

Pantauan yang dilakukan di lapangan, Walikota Cirebon, Subardi Spd, Wakil Walikota, Sunaryo HW dan Kabag Umum Pemkot Cirebon, Topan, memberikan hak suaranya di TPS yang berada di kampung Benda, dengan menggunakan kartu model A7@ NASIMIN
Selengkapnya...

Kamaludin, Diputus Hakim Enam Tahun Penjara

METRO CIREBON, SUMBER - Seorang pemuda bernama Kamaludin Harun (20 tahun), warga Desa Girinata Kec. Dukupuntang Kab.Cirebon Jawa Barat, hanya bisa pasrah, menerima putusan dari majelis hakim Pengadilan Negeri Sumber (PN) yang menghukumnya enam tahun sembilan bulan penjara dan denda Rp 60 juta, (subsidair empat bulan) karena terbukti menyetubuhi pacarnya sendiri yang masih duduk di bangku SMP, sebut saja Bunga (14 tahun)



Putusan tersebut dibacakan majelis hakim yang dipimpin Immanuel, S.H., M.H (hakim ketua), didampingi Ferdinant,S.H., dan Maha Nikmah, S.H., dalam sidang putusan di PN Sumber, Kamis (9/7) kemarin. Terdakwa dianggap melanggar pasal 81 ayat (1) Undang-undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rohman, S.H. yang menuntut terdakwa sepuluh tahun penjara

Menurut majelis hakim, setelah mempertimbangkan adanya bukti-bukti dan keterangan sejumlah saksi, terdakwa Kamaludin terbukti secara sah dan meyakinkan telah menyetubuhi Bunga yang masih di bawah umur. "Oleh karenanya, dijatuhi hukuman enam tahun sembilan bulan penjara serta denda enam puluh juta rupiah, subsidair empat bulan,"kata Ketua Majelis Hakim, Immanuel

Disebutkan, pada tanggal 15 Januari 2009, sekira pukul 23.00 WIB terdakwa Kamaludin Harun dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak di bawah umur untuk melakukan pesetubuhan.

Mulanya, terdakwa yang statusnya berpacaran dengan korban mengirim pesan pendek (SMS) yang berisi ajakan agar korban keluar rumah untuk bertemu. Korban kemudian keluar rumah dan bertemu terdakwa yang saat itu bersama temannya, Zaenal. Ketiganya kemudian ngobrol di lapangan bola Sekolah Dasar (SD) Negeri Girinata, setelah itu korban diajak menuju sebuah gubug dekat sawah, sedangkan temannya menunggu di lapangan.

Selanjutnya, terdakwa membujuk saksi korban dengan mengatakan,"ajeng kalau Ajeng ngarasa cinta sama Aa, mau ga gitu-gituan",sambil dicium pipi, leher, dan bibir yang membuat saksi korban terangsang dan tidak melakukan perlawanan. Tidak adanya penolakan dari korban, membuat tedakwa leluasa melampiaskan nafsu bejatnya

Peristiwa tersebut baru diketahui orang tua korban, Selasa 10 Februari 2009. Saat itu ibu Korban, Kom membaca salah satu pesan (SMS) di HP korban yang isinya "Neng Aa gak tahan pengen gituan lagi, soalnya Aa sekarang punya pengaman". Ibu korban kemudian menanyakan kepada Bunga maksud SMS tersebut, bunga kemudian mengaku telah disetubuhi terdakwa. Hasil visum et Repertum dokter kemaluan korban robek pada bagian selaput dan vagina akibat dorongan benda tumpul yang menimbulkan cacat menetap @ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Kejadian di KM 212 Jalan tol Palikanci Cirebon, Karimun Muat Tiga Mahasiwa Dihantam Truk, Satu Orang Tewas

METRO CIREBON, SUMBER - Seorang mahassiswi Universitas Maranatha Bandung, Moda Adelia Safitri, 21, tewas di jalan tol Palikanci Cirebon di KM 212+200, setelah mobil Karimun Nopol D 1082 JH yang ditumpanginya ditabrak sebuah truk dari arah belakang, Selasa (7/7) sekitar pukul 10.00 wib

Sedangkan temannya yang juga berada dalam mobil Karimun, Theodorus,20, mahasiswa Universitas Parahyangan yang merupakan warga Bukit Sentul Bogor dan Masagung mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Malahayati Lampung, menderita luka-luka saja

Informasi yang diperoleh di lapangan, Mobil Karimun yang dikemudikan Masagung bertolak dari Jakarta pada pukul 03.00 wib dengan tujuan Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Saat berada di daerah Indramayu, mereka sempat berhenti disebuah mesjid karena korban hendak menunaikan sholat Subuh

Begitu memasuki Jalan Tol Palikanci, tepatnya di wilayah Desa Plumbon, Kabupaten Cirebon, laju kendaraan masih stabil dan lancar, meski di depan Karimun ada sebuah truk. Masagung yang memegang kemudi berniat menyalip truk dan masuk ke jalur kanan

Namun, begitu sudah berada di jalur kanan, dari arah belakang Masagung melihat sebuah mobil Kijang melaju kencang sambil sesekali memberikan sinyal lampu depannya. Kondisi itu membuat Masagung berinisiatif untuk masuk kembali ke jalur semula

Tapi naas, disaat Karimun itu masuk ke arah kiri, tiba-tiba sudah muncul sebuah truk lain dari arah belakang juga dengan kecepatan tinggi. Takayal moncong truk yang belum diketahui identitasnya itu langsung menghantam Karimun. Hantaman dari arah belakang yang cukup keras itu membuat Body Karimun terdorong ke depan dan langsung nyungsep dan mengenai truk yang ada di depannya

Akibatnya kendaraan karimun yang memuat tiga orang mahasiswa ini ringsek terhimpit dua truk tersebut. Korban yang kebetulan duduk di bagian depan (samping sopir, red) tewas ditempat kejadian setelah tubuhnya luka parah di bagian kepala

Hingga kini kedua truk yang terlibat kecelakaan dengan mobil korban langsung kabur. Pihak Polres Cirebon pun masih melakukan penyelidikan dan mencoba mencari kedua truk tersebut. ”Kasusnya masih kami selidiki, dan dalam upaya penyelidikan itulah Polres Cirebon pun sudah melakukan koordinasi dengan Polsek dan Polres di wilayah Jawa Tengah untuk mencari kedua truk yang lari itu,” kata Kapolres Cirebon AKBP Arif Ramdhani melalui Kasat Lantas AKP Tunggul@ NASIMIN
Selengkapnya...

SDN Tunas Bakti Kekurangan Guru PNS, Tenaga Sukwan Dibiayai BOS

METRO CIREBON, SUBANG – Pemerintah Pusat kini sedang gencar-gencarnya membahas Dunia Pendidikan, oleh karenanya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya lembaga pendidikan terus dituntut lebih propesional baik hal pengajaran maupun pembelajaran bagi siswa siswi, namun yang terutama adalah sarana dan prasarana sebagai penunjang belajar

Ironis sekali dilain pihak bagi guru pengajar disuatu sekolah masih kekurangan Guru PNS tentunya ini akibat kurangnya pemerataan dalam penempatan guru PNS yang dilakukan oleh intansi terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan di Kabupaten Subang Jawa Barat

Dalam pemerataan penempatan para guru PNS disetiap sekolah yang secara adil dan merata tentunya kualitas maupun kuantitasnya bisa terpenuhi dan mutu pendidikan jug akan segera dapat diwujudkan, namun, jika disalah satu sekolah masih adanya kekurangan guru PNS dan banyaknya pengajar Sukarealawan (Sukwan honorer-red)) tentunya biaya yang dikeluarkan dan diambil dari BOS ini sangat memberatkan

Diduga keras untuk membayar gaji pun tersedot dari anggaran BOS bagi Siswa, dimana sekolah yang jumlah siswa/i kurang memenuhi standar dari seratus siswa akan tetapi kegiatan yang diadakan oleh intansi tersebut tentunya sama, maka bagi mereka yang jumlah siswanya sedikit maka ini sangat memberatkan pihak sekolah seperti halnya SDN Tunas bakti Kecamatan kalijati kab Subang hingga kini kekurangan guru PNS, sehingga di sekolah tersebut memakai guru sukwan

Dengan adanya persoalan tersebut ini menjadi Pekerjaan Rumah pihak terkait dan tentunya perlu dipertanyakan tentang penempatan Guru pengajar disetiap sekolah yang terpencil apakah sudah merata penempatan guru PNS tersebut

Seperti di SDN Tunas bakti sekolah yang berada didaerah pinggiran kota kecamatan Kampung tenjo laut kec kalijati Subang, kekurangan guru PNS dan tenaga pengajar, di tempat tersebut ada 10 guru pengajar Sukwan, sedangkan Guru PNS ada 2 guru, ini tentunya sangat memberatkan pihak sekolah, dalam hal pembayaran gaji bagi guru tenaga sukwan

Kondisi demikian, maka dinas Pendidikan untuk segera melakukan pemerataan Guru yang sudah dingkat menjadi PNS, di sekolah tersebut, di karenakan ketiadaan tenaga pengajar PNS ini, mengingat SDN Tunas bakti ada diwilayah pelosok daerah terpencil yang notabene masyarakatnya sebagian besar petani

Dedeng Kepala SDN Tunas bakti ketika ditemui METRO CIREBON membenarkan sekolahnya kekurangan guru PNS padahal pihaknya telah melaporkanya kepada pihak UPTD kalijati dan disdik kabupaten untuk segera menambah guru yang berstatus PNS namun hingga kini permintaan tersebut belum ada tanggapan

Sekolah tersebut dengan banyaknya tenaga guru Sukwan, pihaknya merasa keberatan didalam membayar gaji honorer karena bantuan dari pemerintah melaui BOS setiap bulanya kecil dan tidak mencukupinya, tandas Dedeng

Seraya ditambahkan Dedeng, dengan kondisi sekolahnya yang kekurangan guru PNS para orang tua murid mengeluhkanya, terutama jika menjelang tahun ajaran baru belum juga ada penambahan guru PNS pihak orang tua akan memindahkan anaknya ke sekolah sebelahnya yang dirasakan guru PNS mencukupi, ungkapnya @ HIDAYAT
Selengkapnya...

PT CEP, Gugat LSM GEGER, Diduga Menyebarkan Fitnah Pembebasan Lahan PLTU

METRO CIREBON, SUMBER - Buntut karena sering melakukan demo bersama masyarakat dan dianggap telah menyebarkan fitnah terhadap PT. Cirebon Elektric Power (PT CEP), Sa’adi, dari LSM Geger dan koordinator lapangan (korlap) Gema akhirnya berlanjut ke meja hijau. PT CEP melalui kuasa hukumnya, Panji Amiarsah menggugat Sa’adi sebesar Rp 1 miliar

“Secara resmi PT CEP sudah melayangkan gugatan terhadap Sa’adi ke kantor Pengadilan Negeri Sumber dengan nomor perkara 29/PDT.6/2009/2009 pada tanggal 2 Juli 2009 lalu,”kata Panji Amiarsah, Minggu (5/7)

Diungkapkan Panji, kliennya PT CEP terpaksa menggugat Sa’adi karena dianggap telah merugikan keberadaan PT CEP selaku pihak yang tengah melakukan pembangunan PLTU dengan nilai investasi mencapai 7 trliun tersebut

Sa’adi kata Panji diangap sudah menyebarkan fitnah terkait dengan proses penjualan lahan proyek di Desa Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon yang kini tengah dikerjakan oleh PT CEP

“Dalam surat pengaduan yang dilakukan Sa’adi dan dikirmkannya ke sejumlah lembaga atau institusi diantaranya ke Pemkab Cirebon, DPRD, kejaksaan dan kepolisian itu, dinilai sudah terlalu jauh dan lebih mengarah ke fitnah. Pasalnya tuduhan tersebut tidak disertai bukti-bukti otentik,”tegas Panji

Salah satunya, lanjut Panji, Sa’adi menjelaskan mengenai proses penjualan lahan dengan harga Rp 90 ribu permeter bahkan ada yang dijual Rp 150 permeter. Adanya kenaikan dan perbedaan harga tanah menurut Sa’adi sebagai bentuk kebohongan publik, pasalnya dalam surat pengaduan Sa’adi, ketika mematok harga Rp 45 ribu permeter PT CEP berjanji tidak akan menaikan harga tersebut sampai kapan pun

“Padahal rillnya, klien kami memang tidak pernah menjual dengan harga melebihi dari Rp.45 ribu permeter. Proses penjualan itu sudah sesuai dengan aturan hukum dan pembayarannya dilakukan di depan notaris,” kata Panji

Terkait dengan gugatan itu, lanjut Panji, memang dilakukan untuk mencari kebenaran materil atas obyek yang dipersoalkan, sehingga diharapkan nanti ada bukti-bukti otentik untuk mencapai kebenaran materil yang dimaksud. “Kita adu data otentik di pengadilan nanti, agar semuanya menjadi jelas,” pungkas Panji

Sementara itu, terkait dengan gugatan PT CEP melalui kuasa hukumnya Panji Amiarsah ke Pengadilan Negeri Sumber, hingga kini belum didapat konfirmasi dari Sa’adi yang juga sebagai ketua LSM Geger tersebut. Handpone selularnya ketika dihubungi tidak aktif@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Disdik Kota Cirebon Terapkan Sistem Tes, Hasil NEM Tertinggi Adu Nasib

METRO CIREBON, KOTA - Ribuan calon siswa SMP, SMA dan SMK dipastikan tidak akan masuk ke sekolah negeri yang mereka inginkan, pasalnya antara kuota (daya tampung) sekolah dengan permintaan sangat tidak seimbang, Selain itu, aturan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon dengan menerapkan sistem tes tertulis, maka siswa yang memperoleh nilai UN-nya tinggi juga bukanlah jaminan yang bersangkutan masuk ke sekolah yang mereka inginkan, Sabtu (4/7)

Dari data yang diperoleh, calon siswa SMP yang mengikuti tes Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berjumlah 5.723 orang, padahal kuota hanya 4.768. Begitupun dengan jumlah calon siswa tingkat SMA yang ikut tes sebanyak 4.735 sedangkan kuota penerimaan hanya 2.748. pun demikian dengan calon siswa SMK, yang ikut tes kemarin sebanyak 2.989 untuk kuota yang hanya 840 siswa saja

Dilain pihak, para orangtua yang ingin anaknya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (SMP.SMA dan SMK), kini resah dengan aturan yang diterapkan Disdik Kota Cirebon. Bahkan muncul kekhawatiran anaknya tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi meski nilai UN-nya bagus (tinggi)

Lutfiah, 40, salah seorang orangtua calon siswa asal Kabupaten Cirebon mengaku kecewa berat, kalau anaknya harus mengikuti ujian lagi, padahal nilai UN yang diperoleh anaknya bagus-bagus. “Percuma dong anak saya punya nilai UN tinggi kalau mau dites lagi,” keluhnya

Lontaran yang sama juga diungkapkan orangtua siswa yang lainnya Suparjo, 50, sebenarnya hanya akal-akalan pemerintah Kota Cirebon (Disdik) saja untuk membatasi masuknya calon siswa dari luar Kota Cirebon. “Siapa yang bisa menjamin penilaian pihak disdik obyektif?” Tanya Suparjo

Sementara itu, Walikota Cirebon, Subardi Spd ketika dikonfirmasi saat melakukan monitoring PPDb di GOR Bima Kota Cirebon mengungkapkan, aturan yang dilakukan dengan menerapkan system tes tersebut, semata-mata untuk memproteksi APBD Kota Cirebon

“Sehingga nantinya diharapkan agar APBD Kota Cirebon tersebut dapat dinikmati oleh siswa Kota Cirebon itu sendiri,” kata Subardi seraya menambahkan semua itu sudahs esuai dengan Perda No 6/2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Cirebon @MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Ratusan Masyarakat Demo Jalan Akses Jembatan Tol Kanci Pejagalan

METRO CIREBON, SUMBER - Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Astanajapura dan Pangarengan, kembali melakukan unjukrasa sebagai bentuk protes terhadap PT Semesta Marga Raya (PT SMR) selaku main contractor pembangunan Jalan tol kanci-Pejagan sepanjang 35 kilometer, Sabtu (04/07/2009)

Ratusan warga yang didominasi kaum perempuan dan anak-anak ini, langsung mendatangi lokasi proyek yang mendapat pengawalan dari aparat Polres Cirebon. Kedatangan warga ini membuat aktifitas pembangunan proyek nasional itupun menjadi terhenti. Untuk memberikan semangat memprotes, pada aksi kali ini mereka sengaja membawa grup marching band di tengah lokasi pekerjaan proyek

Aksi yang warga itu sebagai bentuk penolakan terhadap rencana PT SMR yang akan membangun jembatan sebagai pengganti jalan desa. Sedangkan masyarakat sendiri tetap menginginkan agar jalan desa tetap seperti semula. “Kami ingin jalan desa tetap seperti semula dan tidak mau diganti dengan jembatan, artinya jalan desa tetap berada di bawah jalan tol, bukan diatas jalan tol,” kata Fahdlan salahs atu pengunjukrasa

Menurut warga, jika jalan desa dijadikan jembatan, maka akan berimbas kepada warga sekitar yang sebagian besar bekerja sebagai tukang becak, dan setiap saat melintas jalur tersebut. Apalagi tak jauhd ari sana memang terdapat aktifitas pasar

“Kami bukannya tidak menyeujui program nasional ini, tapi jangan lantas mengabaikan kepentingan warga sekitarnya dong, terutama kaitannya dengan pendapatan warga yang memang sebagian besar berprofesi sebagai tukang becak,” kata ahdlan

Tapi sayang warga desa untuk bertemu dengan manajemen PT SMR tidak kesampaian, karena dilokasi tersebut tidak ditemukan satupun perwakilan dari pihak proyek@ NASIMIN
Selengkapnya...

Tegur Seorang Preman Lagi mabok, Anggota Polres Kena Sasaran Babak Belur Dikeroyok Lima Pemuda

METRO CIREBON, SUMBER – Anggota Polres Cirebon Jawa Barat Naas, mendapat amukan dari beberapa pemuda, pasalnya pemuda yang tengah melakukan pemalakan, namun mendapat teguran dari Anggota Polres, malah dia menjdi sasaran amukan dari para pemuda sehingga korban menderita luka serius di bagian kepala dan mendapatkan tujuh belas jahitan

Informasi yang didapat METRO CIREBON, Anggota Polres tersebut yang bernama Santono (26), yang bertugas di unit Identifikasi Polres Cirebon ini tengah duduk dengan seorang rekannya, Nana Sutrisna (37), di sebuah warung. Tiba-tiba datang tersangka Amak (37), warga Desa Wangunharja Kabupaten Cirebon

Tanpa banyak bicara, tersangka meminta sejumlah uang (malak) tukang warung, dengan alasan untuk tambahan membeli minuman keras. Tapi saat itu pemilik warung tidak memberinya. Korban dan rekannya, Nana Sutrisna yang kebetulan berada di warung kemudian mencoba menegur tersangka supaya berhenti mabok

Saat itu tersangka hanya diam dan pergi dengan wajah kecut, tidak terima atas omongan korban. Korban pun bersikap biasa saja dan tidak punya prasangka apa-apa pasca kepergian tersangka tersebut

Rupanya beda dengan tersangka, beberepa saats etelah meninggalkan warung, dia kembali lagi tapi kali ini sengaja mengajak empat temannya. Tanpa banyak bicara,s ecara tiba-tiba tersangka cs ini langsung mengeroyok korban. Bahkan ada salah seorang teman tersangka yang membawa senjata tajam dan menyabetkannya ke bagian wajah korban

Mendapatkan pukulan secara beruntun saja korban sudah tak berdaya, ditambah sabetan senjata tajam yang mengenai wajahnya membuat korban akhirnya tersungkur dengan luka mengangah. Melihat korban tak berdaya itulah, kelima tersangka ini langsung melarikan diri

Teman korban, Nana Sutrisna, yang sempat menghindar dan lolos dari sasaran pelaku, pun tak kalah takutnya. Dan langsung memberikan pertolongan sesaat setelah para pelaku pergi. Korban lalu dilarikan ke rumah sakit Mitra Plumbon untuk mendapatkan penanganan. ”Saya pun melaporkan kejadian itu ke Mapolres Cirebon,”kata Nana

Wakapolres Cirebon Kompol Diki Budiman, S.I.K., M.H ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan terkaitd engan kasus tersebut. Bahkan pihaknya sudah menangkap tiga dari lima pelakunya, dan saat ini masih periksa secara intensif

”Saat ini tiga tersangka sudah kita amankan, yakni Amak, Yanto dan Rudi. Dari hasil pemeriksaan sementara senjata tajam itu milik tersangka Rudi. Dan hingga kini kami masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lainnya,” tegas Wakapolres@ NASIMIN
Selengkapnya...

Buron Selama Dua Tahun, Kasus Korupsi 550 Juta, Polisi Tangkap Mantan Kacap PT BGR, Usai Antar Anak Sekolah

METRO CIREBON, KOTA – Buronan kasus korupsi di PT Banda Graha Raksa (PT BGR, Persero-red) selama dua tahun, dugaan korupsi senilai Rp 550 juta, yang dilakukan Kepala Cabang Non aktif yang bernama Sardjianto SE, akhirnya ditangkap jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari ) Kota Cirebon usai mengantarkan anaknya sekolah

Mantan pimpinan di perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan alat transportasi ini, ditangkap di rumahnya di Komplek Perum Cacat Veteran, Jombang Jawa Timur, pada Rabu (1/7) sekitar pukul 11.30 wib. “Waktu itu tersangka baru saja pulang dari mengantarkan anaknya sekolah,” kata Kajari Cirebon Arie Arifin, pada Kamis (2/7)

Penangkapan tersangka yang dilakukan Selama dua tahun itu, berawal dari adanya informasi mengenai keberadaan tersangka. Informasi itu menurut Arie tidak disia-siakan, pihaknya langsung menerjunkan tim mengarah ke lokasi yang selama ini menjadi tempat tinggalnya

“Saat petugas datang, tersangka sempat menglak, namun akhirnya tersangka tidak bisa berkutik ketika kami meriksa identitas yang bersangkutan. Saat itu juga tersangka langsung kami bawa ke Cirebon untuk menjalani proses penyidikan,” tegas Arie

Saat proses penyidikan, lanjut Arie, pihaknya sudah melakukan tiga kali pemanggilan namun yang bersangkutan tidak pernah datang, belakangan pada September 2007 lalu tersangka menghiang (kabur) dari Cirebon. Seiring dengan itu, pihak kejaksaan pun lantas memasukan Sardjianto dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)

Disinggung tentang perbuatan yang dilakukan tersangka, mantan Kajari Majalengka ini menjelaskan, modus yang dilakukan tersangka yakni memanipulasi pencatatan pembukuan di perusahaan yang dipimpinnya, PT Banda Graha Raksa. Hal itu terungkap ketika dilakukan audit dan menemukan selisih (penyelewengan) mencapai Rp 550 juta

Terkait dengan tindakan yang dilakukan tersangka itu, pihak kejaksaan menjeratnya dengan Undang-Undang No.31 tahun 1959 pasal 2, junto UU No. 20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi

“Anacaman hukuman maksimalnya yakni penjaran selama 15 tahun, dan hingga kini tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif,” pungkas Arie@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...