Petani Ancam Lakukan Demo

- Seksi Cijengkol Minta Ketegasan -
METRO CIREBON, SUBANG - Kehidupan para petani akan sejahtera jika didukung sarana dan prasarana yang baik. Tapi sebaliknya, kehidupan dan nasib para petani kian tak menentu jika pihak terkait tidak memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan para petani. Kondisi itu seperti yang terjadi di Desa Ranca Mulya dan Desa Ranca Jaya Kecamatan Patok beusi Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Sebagian para petani di daerah itu kini menjerit, lantaran musim kemarau ini sulit mendapatkan air untuk mengairi sawah mereka yang mengering. Untuk mendapatkan air, mereka harus menyedot (memompa) air kali yang jaraknya begitu jauh dari petak sawah mereka. Sehingga butuh biaya mahal, tak sebanding dengan hasil diperoleh.

Kondisi tersebut sangat ironis sekali. Padahal, dua desa itu merupakan sentra pertanian dan pemasok penghasil pertanian dikabupaten Subang yang terairi oleh irigasi hanya 25 %. Sedangkan seluas 350 hektare sawah tidak terairi. Kini para petani terancam gagal panen Walaupun sawah mereka terairi tapi harus mompa untuk mendapatkan air yang lokasinya sangat jauh untuk mengairi sawahnya dan menunggu hujan

Mengapa hal ini bisa terjadi? Pasalnya air dari BPKO 4 dan BPKO 6 tanggul sekunder yang dimulai dari nyomplong sudah hancur. Juga banyaknya bocoran yang berlebihan karena tidak adanya tembok penahan tanah (tanggul). Kondisi ini diperparah lagi adanya pendangkalan kali saluran Pundong pengkolan, sehingga air dari hulu menjadi besar dan air kehilir menjadi kecil serta tidak lancar .

Padahal keberadaan air sangat dinantikan oleh sebagian petani didua Desa tersebut terlebih petani Desa Ranca jaya guna mengairi sawahnya secara teratur mereka siang ataupun malam secara bergiliran untuk mendapatkan air harus memompa yang jaraknya sangat jauh dari petak sawah

Namun kini dengan kondisi demikian para petani menjerit dan mengeluhkan sulitnya air di dua Desa tersebut para petani dan pihak pemerintah Desa pernah mengajukan kepada Seksi Cijengkol untuk dilakukan perbaikan saluran kali Pundong pengkolan berupa pengerukan. Namun hingga kini permohonan para petani belum ada realisasinya, yang didapat hanya jawaban angin surga bahkan diduga pihak seksi cijengkol hanya diam seribu bahasa

Petani mengancam akan lakukan demo
Beberapa petani yang yang tidak mau disebutkan namanya ketika ditemui media ini dilokasi mengatakan kondisi seperti demikian sudah tiga tahun. Para petani merasakan kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah sehingga mereka harus menyedot untuk mengairi sawahnya tentunya biaya dan ongkos menjadi mahal, padahal sawah ini sawah tehnis.

Untuk itu mereka minta kepada pihak seksi Cijengkol Sukamandi perhatianya agar tanggul yang rusak segera diperbaiki dan dilakukan pengerukan agar para petani tidak mengeluhkan kesulitan air lagi karena dengan adanya pengairan yang teratur maka kehidupan para petani akan semakin sejahtera tidak seperti saat ini para petani menjerit akibat sulitnya mendapatkan air

Selain itu para petani mengancam akan melakukan aksi demo jika pihak seksi Cijengkol tidak ada ketegasan terkait maraknya empang yang ada disepanjang kali Pundong. Sebab menurut para petani untuk mengairi empang harus dipisahkan dengan saluran untuk mengairi sawah karena saluran untuk mengairi empang sudah ada saluran tersendiri. Namun faktanya mereka untuk mengairi empang masih saja mengambil air dari saluran untuk kepesawahan

Kepala Desa Ranca mulya Tasim Woyo mengatakan hal ini sudah dilaporkan ke instansi terkait (seksi Cijengkol). Namun hingga kini belum ada realisasinya karena menurutnya urusan kali Pundong kewenangan pihak seksi Cijengkol namun jika saluran kali Cacing perbaikanya kewenangan dinas pertanian Subang

Selain itu lanjut Tasim mengharapkan permohonan para petani tersebut dikabulkan karena kini dengan kondisi sebagian para petani di dua desa yaitu Desa Ranca jaya dan Ranca mulya persoalan sulit air terkadang Rebutan hingga berujung bentokan pisik dan itu telah terjadi di dua Desa tersebut

Sementara itu Kepala Desa Ranca jaya Kosasih dengan adanya persoalan para petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah para petani yang berada diwilayahnya seluas 200 hektare lebih yang berada dijalan 5,6,dan 7 yang tidak terairi padahal sawah itu sawah tehnis tentunya dengan demikian berpengaruh terhadap pembayaran Urdes. Kepala seksi cijengkol Sukamandi hingga berita ini naik cetak belum berhasil ditemui(HID)