Tawuran Antar Pemuda Terjadi Di Cirebon

BERITA METRO, CIREBON – Tidak Kapok, Ratusan pemuda yang ada di desa Purwawinangun dan desa Sirnabaya Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Melakukan Tawuran, sehingga sejumlah rumah diperbatasan dua desa tersebut rusak terkena lemparan batu dari kedua kelompok yang bentrok

Belasan pemuda mengalami luka-luka. Dua orang, dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi anak panah masih menancap di badan. Penyebab terjadinya tawuran masal tersebut, diakibatkan rebutan lahan parkir di pasar Celancang, menurut beberapa warga disekitar Pasar

Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan secara intensif. Sejumlah warga dari desa yang bertikai sudah diamankan untuk dimintai keterangan

“Kami masih melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi. Dari hasil pemeriksaa, nanti akan bisa ditemukan siapa-siapa pelakunya,” kata Kapolres Cirebon AKBP Sufian Syarif, melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Irawan

Bentrokan antara pemuda Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunungjati, dengan pemuda Desa Purwawinangun, Kecamatan Suranenggeala, Kabupaten Cirebon tersebut, terjadi pada Minggu dinihari sekitar pukul 02.00 wib

Dalam bentrokan tersebut tidak hanya saling lempar batu, sehingga mengakibatkan puluhan rumah mengalami rusak, terutama bagian atap dan jendela. Tapi juga menggunakan berbagai senjata tajam seperti golok, pedang, bahkan ada juga yang menggunakan panah, dan senapan angin

Perang antar pemuda secara tiba-tiba dikegelapan malam itu, membuat suasana menjadi mencekam. Terutama warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Warga yang dicekam ketakutan, berlarian menyelamatkan diri

aksi bentrokan hingga menjelang subuh itu mengakibatkan sejumlah rumah rusak, serta belasan warga mengalami luka-luka. Bahkan sampai ada korban yang terpaksa dirujuk ke rumah sakit Gunungjati karena mengalami luka parah

Tiga korban, Kuswandi, 20, dan Kardaya, 31, warga Desa Purwawinangun Kecamatan Suranenggala, enderita luka panah, sedangkan satu korban lagi bernama Ronadi, 30, menderita luka bacok

Hingga sore kemarin aparat kepolisian masih melakukan pengamanan dilokasi kejadian untuk mencegah kemungkinan terjadinya bentrokan susulan@ moch mansur
Selengkapnya...

Warga Kelayan Dihebokan Penemuan Granat Aktif

BERITA METRO, CIREBON - Seorang kuli panggul (bongkar muat) gudang semen di jalan Raya Gunung Jati Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati Kab. Cirebon Jawa Barat, dihebohkan penemuan Granat aktif berusia puluhan tahun oleh Janudi (53)

Granat tersebut ditemukan oleh Janudi di dekat sumur ketika sedang membersihkan dan mengontrol sawah miliknya yang berada di belakang gudang semen tempatnya bekerja. Pagi itu seperti biasa Janudi berniat mengontrol sawah miliknya

Saat sedang melintas di antara sawah dan sumur, Janudi melihat benda aneh yang sebagian tertanam di tanah. Janudi kemudian mengambil dan mencuci benda tersebut karena penasaran

Setelah Granat dicuci agak bersih dari timbunan tanah, benda yang telah berkarat itu terlihat menyerupai granat. Karena merasa takut, Janudi kemudian meletakkan benda tersebut dan segera memberitahukan temuannya itu kepada teman-temannya sesama kuli panggul yang kebetulan pada saat itu tidak ada bongkaran

Dana (35) adik Janudi yang juga bekerja di tempat yang sama kemudian mengambil dan memainkan benda tersebut sambil digoyang-goyangkan dan dibawa ke tempatnya bekerja. Setelah diingatkan oleh beberapa pekerja yang lain granat tersebut lalu diletakkan dibawah pohon dekat pintu masuk gudang. Sementara staff gudang segera melaporkan temuan ini kepada aparat Desa dan Polsek setempat

Sementara Kapolsek Gunung Jati AKP. H. Supena yang langsung tiba di lokasi setelah mendapat laporan ketika MR lakukan konfirmasi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan tahun dan buatan Negara mana granat tersebut, karena pihaknya masih menunggu Tim Gegana Brimob Cirebon yang masih dalam perjalanan menuju lokasi..

Temuan itu sontak mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar. Dilokasi terlihat warga yang antusias ingin mengetahui jenis bom yang ditemukan karena sebelumnya beredar kabar bahwa telah ditemukan bom di gudang semen. Bahkan karena lokasi yang berada dipinggir jalan raya banyak masyrakat pengguna jalan yang mampir sekedar untuk ikut menonton.

Tim Gegana yang ditunggu kemudian baru tiba dilokasi sekitar pukul 11.30 WIB dan langsung mengamankan benda berbentuk granat yang sudah karatan. Bahkan dari keterangan seorang polisi yang sedang berpatroli dan menjaga sampai dengan Tim Gegana datang

Dilokasi dikatakan jika pengaman granat tersebut sudah dimakan karat dan yang bersisa tinggal kurang dari satu cm. Selain mengamankan barang bukti Tim gegana juga melalkukan penyisiran dilokasi penemuan karena dihawatirkan masih ada granat aktif lainnya. Tapi setelah dilakukan penyisiran benda yang dicari tidak diketemukan. @ Agus Arifin
Selengkapnya...

Masyarakat Tuding Kinerja Pemerintah Subang Tidak Becus, Pengangkatan PNS

BERITA METRO, SUBANG – Masyarakat Kabupaten Subang Jawa Barat, mengharapkan pemkab Subang melakukan keterbukaan dalam pengangkatan pegawai negeri (PNS) dan tidak membebani calon pegawai negeri (CPNS) untuk mengeluarkan uang (grapitasi)

Pasalnya selain hal tersebut merusak tatanan calon pegawai negeri juga sangat memberatkan bagi calon pegawai negeri yang kurang mampu tapi berpotensi menjadi pegawai negeri yang baik. Hal tersebut banyak diungkapkan oleh keluarga pegawai negeri yang saat ini telah mengemban tugas menjadi PNS di wilayah Kabupaten Subang

”Bagaimana mungkin seorang pegawai negeri akan lurus-lurus saja dalam mengemban tugasnya apabila uang yang telah dikeluarkannya pada saat mencalonkan PNS belum kembali,”ucap Uci S (65) yang mengaku warga Subang saat dikonfirmasi wartawan di kediamannya, Jum’at (26/2)

Dilanjutkan Uci, selain calon PNS yang telah menjadi PNS. juga terjadi kekecewaan dari sejumlah orang yang mencalonkan PNS mengeluarkan uang akan tetapi keinginannya tidak tercapai dan uangnya tidak kembali, sayangnya, dijelaskan Uci, orang yang gagal tidak jadi PNS tidak mau diarahkan untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak hukum, kemunginan, kira Uci, apabila seseorang yang dirugikan oleh oknum atau calo PNS tidak mau melaporkan kepada yang berwajib, ditakutkan yang bersangkutan akan terkait dan tergusur dengan kasus suap menyuap

“Yang pastinya mah Bupati Subang dapat membuang dan menindaj tegas para oknum atau para calo PNS yang keluyuran didaerah yang menjanjikan PNS dan diminta uang jasa bagi pengusung PNS tertentu,”ucap Uci

Hal senada diungkapkan Uci-Uci lainnya disejumlah wilayaj Kabupaten Subang, sayangnya sebagian besar yang komplain dan kecewa atas usungan PNS pakai uang tapi tidak bukti dan kehilangan uangnya yang jumlahnya tidak sedikit yang mencapai puluhan dan bahkan ratusan juta rupiah uang melayang karena sogok agar jadi PNS yang pada kenyataannya hanya dibohongi

“Sebenarnya kami sangat menyesal telah melakukan sogok menyogok calon PNS agar dapat diakomodir, namun begitu tidak dapat berbuat apa-apa dan yang bisa dilakukan hanyalah penyesalan dan sumpah serapah,”ucapnya

Maka dari itu pada kesempatan selanjutnya, baik dari pihak BKD dan meminta ketegasan dan tindakan Bupati Subang agar dalam pesting calon PNS benar-benar transparansi dan tidak ada permainan duit. Agar kedepannya calon PNS yang berhasil testing dan tidak mengeluarkan duit sogok dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan janji seorang PNS@ (PIRDAUS)
Selengkapnya...

Pejabat PJKA DAOP III Cirebon, Dimasukan Ke Hotel Prodeo

BERITA MERTO, CIREBON - Kejaksaan Negeri (kejari) Sumber menahan tersangka Pejabat PJKA yang juga Ketua Koperasi Wanayatra Daop III Cirebon, Toton Robiantoni (46) warga Jalan Lingpang Rt 05/08 Kelurahan Sumber Wetan Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon Jawa Barat, pada Selasa (23/2), penahanan terhadap tersangka sekitar Pukul 23.00 Wib

Tersangka Toton Robiantoni atas dugaan penggelapan dan korupsi dana anggota dan pengurus Koperasi Wanayatra Daop III Cirebon, senilai hampir Rp 1,2 milyar, yang bersumber dari dana Bank Bukopin dan Bank Muamalat

Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Sumber, Happy Hadiastuti SH CN didampingi Ketua Tim Penyidik Samsul Arif SH dan Kasi Pidsus Pieter Sahanaya SH, Rabu (24/2) penahanan terhadap tersangka Toton Robiantoni, karena dari hasil penyidikan diketahui tersangka telah terbukti menggelapkan dana anggota dan pengurus koperasi Wanayatra Daop III Cirebon

“Kami melakukan penahanan berdasarkan penyidikan, yang kami anggap sudah cukup bukti, tersangka telah menggelapkan dana koperasi, bukti yang kita miliki diantaranya keterangan semua saksi yang tidak sesuai dan bukti surat-surat yang dipalsukan, makanya kasus ini kita lanjutkan ke penyidikan dan menahan tersangkanya,”jelas Kajari Kepada Wartawan

Ditambahkannya Kajari, Alasan lain penahanan tersangka Toton Robiantoni yang merupakan pegawai PJKA Daop III Cirebon, didasarkan pada aturan KUHAP bahwa Penyidik punya kewenangan melakukan penahanan, dengan alasan.”Dikahawatirkan tersangka melarikan diri dan menghilangkan barang bukti, itu alasan penyidik menahan tersangka,”ungkapnya

Kejari menyatakan bahwa penahanan tersangka Toton Robiantoni, pada proses penyidikan 20 hari.”Terhitung sejak tanggal 23 Februari hingga 14 Maret 2010 ini, kita tahan tersangka Toton, sekarang tersangka Toton kita titpkan di rutan Cirebon,”katanya

Adapun modus dari kasus penggelapan dan korupsi dana Koperasi Wanayatra Daop III Cirebon dari hasil penyidikan, mengajukan kredit koperasi untuk simpan pinjam ke Bank, ternyata dananya sebagian tidak disalurkan kepada anggota dan pengurus kopersi yang menajukan kredit.”Dana yang tidak disalurkan dari Bank Bukopin Rp 800 juta dan dari Bank Muamalat Rp 400 juta, total dana yang disalhgunakan dan digelapkan sekitar Rp 1,2 milyar,”jelasnya

Selain itu dalam pengajuan kredit di bank, tersangka Toton Robiantoni diduga telah memainkan data.”Anggota ada yang datanya fiktif dan dipalsukan, sehingga pengajuan kredit tidak sesuai dengan penerimaan,”katanya

Maka dari itu tersangka Toton Robiantoni dalam kasus ini, dijerat dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang pidana korupsi Pasal 8 berbunyi”PEgawai Negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau unutk sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpankarena jabatannya, Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 750 juta

Diakuinya bahwa saat ini Tim masih melakukan penyidikan terhadap kasus korupsi dana koperasi, karena tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain .”Kita memang baru menetapkan satu tersangka, tapi tidak menutup ada tersangka lain, maknya kita masih sidik kasus ini dengna memeriksa saksi-saksi dan tersangka,”tegasnya @ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Leher Pengantin Baru Terputus, Akibat Gas Balon Karbit Meledak

BERITA METRO, CIREBON – Pengantin baru Kailani (25) yang kesehariannya berjualan balon gas, tewas menggenaskan dengan kondisi leher putus, akibat terhantam serpihan tabung karbit yang meledak, Sementara istrinya, Ratnawati (20), yang baru dua bulan dinikahi dalam kondiri kritis dengan luka parah dibagian paha, Senin (22/2)

Informasi yang didapat dilokasi kejadian Kampung Dukuhsemar Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti, Kota Crebon Jawa Barat ini, suara ledakan dari tabung karbit milik korban tersebut bisa terdengar hingga radius ratusan meter

“Seperti suara bom meledak, saya dan keluarga kaget sekali,”kata seorang tetangga korban yang lokasi rumahnya berada di bantaran sungai

Saat kejadian, korban bersama istrinya, Ratnawati, tengah memperbaiki (menambal) balon-balon dagangan yang rusak dengan menggunakan sebuah lilin. Tanpa diduga tabung karbit yang berada di luar rumah (lebih menyerupai gubug, red) meledak dengan menimbulkan suara sangat keras

Ledakan itu membuat serpihan tabung berhamburan, dan ada bagian serpihan tabung yang terlempar dan langsung mengenai tubuh korban. Melihat kondisi korban, serpihan itu menghantam mulai dari bagian lengan kiri hingga menembus leher. Takayal, korban pun tewas seketika

Menurut Ratnawati, suara ledakan tersebut dibarengi dengan mengepulnya asap putih (kemungkinan berasal dari karbit) yang memenuhi ruangan. Ratnawati pun hanya merasakan matanya perih dan tidak bisa melihat apa-apa. Bahkan dia juga tidak mendengar suara suaminya. “Kaki saya seperti kesemutan dan akhirnya berlari keluar,” tegasnya

Dia baru mengetahui jika lelaki yang baru dua bulan menikahinya itu tewas, setelah beberapa warga masuk ke dalam rumah dan menemukan korban berada dengan posisi bersandar diranjang kayu dengan kondisi leher putus

Sedangkan Riayadi (24), tukang galon air yang berada hanya dua meter dari tabung yang meledak, justru tidak mengalami luka. “Saya tuh sangat dekat dengan tabung, tapi saya tidak apa-apa mas, karena saya langsung menunduk ke lantai,” kata Riayadi yang saat itu tengah menuggu pembayaraan pembelian air galon ke korban

Petugas yang datang ke lokasi langsung mengevakuasi korban ke Kamar mayat Rumah Sakit Gunungjati (RSGJ) Cirebon . Sedangkan korban yang luka parah, Ratnawati dan Aldi, dilarikan ke UGD untuk diberikan penanganan medis

Kapolresta Cirebon AKBP Ary Laksmana Wijaya yang ditemui dilokasi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah kejadian itu benar-benar murni kelalaian atau sebab lain

“Keterangan awal dari saksi, saat kejadian jika suami istri ini tengah mereparasi balon dagangan yang rusak dengan menggunakan lilin. Nanti akan kita dalami lagi,” ujar kapolresta

Terkait dengan kejadian meledaknya tabung karbit yang menewaskan satu orang ini, pihaknya sudah meminta beberapa orang saksi untuk dimintai keterangan. “ Ada dua warga yang kita bawa untuk dimintai penjelasannya,” ujarnya@ moch mansur
Selengkapnya...

Masyarakat Subang Pertanyakan, Dana Aspirasi DPRD Jawa Barat

BERITA METRO SUBANG - Alokasi dana aspirasi DPRD Propinsi yang dialokasikan kesejumlah kegiatan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Subang perlu dipertanyakan, pasalnya dari beberapa bantuan program berupa bantuan keuangan dibeberapa daerah di Kabupaten Subang

Disinyalir diselewengkan dan bahkan ada yang tidak diterapkan sesuai fungsinya.Sementara itu sesuai dengan surat Bupati Subang nomor 910.01/1554/B2pp/XII/2009 perihal usulan dan rekomendasi kehiatan tahun anggaran 2009 yang dialokasikan kesejumlah program pendidikan formal, program keagamaan berupa bantuan keuangan jelas peruntukannya

Akan tetapi dari hasil penelusuran RAKA kesejumlah penerima bantuan dana aspirasi tersebut ada yang diterapkan pun ada pula yang diselewengkan dan ada pula yang sama sekali tidak diterapkan pada visik bangunan maupun visik kegiatan.

Yakni bantuan dana spirasi yang diterimakan oleh sejumlah pengusul berupa bantuan keuangan operasional, pembangunan, dan rehabilitasi sejumlah bangunan sekolah, madrasah, lembaga pendidikan, perkantoran dan kegiatan lainnya perlu ditinjau ulang.
Sebab dana bantuan yang diterimakan disejumlah programbantuan keuangan yang nilainya mulai dari Rp.5 juta hingga ratusan juta rupiah yang diterima oleh pengusul baik oleh Ketua Yayasan, Kepala LPK, Kepala Sekolah, Kepala TPA, Panitia, pengurus,

Ketua kelompok, Ketua KUD, Kepala UPTD, Kepala Desa/Lurah dan para Camat terkesan tidak ada pengawasan dari pemkab Subang.Akibatnya dana bantuan yang semula dapat mengoptimalkan kegiatan pendidikan, lembaga pendidikan, ekonomi, peningkatan visik kantor dan sarana lainnya terkesan asal jadi dan bahkan ada yang tidak diterapkan sama sekali namun hingga sampai saat ini belum ada tindakan atau mungkin karena tidak adanya pengawasan penyeleweng bantuan tersebut adem-adem saja.

Seperti yang terjadi diwilayah Pantura, terdapat di LPK Indosatu Ciasem yang menerima dan keuangan sebesar Rp.100 juta bentuk kegiatannya tidak jelas dan perlu dipertanyakan semua pihak, bahkan pada saat wartawan koran ini akan mengkonfirmasi Ketua yayasan, dokter Didi Setiadi, yang bersangkutan sulit ditemui, dan bahkan pada saat mendatangi langsung kantor LPK pun yang bersangkutan tidak muncul juga

Selain LPK tersebut masih ada lagi beberapa titik pengusul penerima bantuan yang belum dapat dikonfirmasi, karena yang bersangkutan tidak ada ditempat, demikain pula dari berbagai informasi masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan, menginformasikan adanya sejumlah lembaga yang memperoleh dana bantuan tersebut tapidiselewengkan@PIRDAUS/AGUSHIDAYAT
Selengkapnya...

Petani Tuntut Janji, PT. ASJK Di Demo

BERITA METRO,SUBANG - Kesal tuntutannya tidak kunjung direalisasikan, puluhan warga Kecamatan Pabuaran melakukan aksi demo, Minggu (21/2) kekandang peternakan sapi milik PT.Agri Satwa Jaya Kencana Desa Kadawung Kecamatan Pabuaran, Kab. Subang

Puluhan pendemo yang terdiri dari warga Dusun Sadang, Dusun Poponcol, dan Dusun Bangkuang Desa Salamjaya Kecamatan Pabuaran dipimpin langsung oleh tokoh masyarakat, Amil Edi, dalam orasinya masyarakat menuntut janji PT Agri Satwa Jaya Kencana yang menjanjikan akan memberikan konfensasi atas kematian tanaman padinya beberapa waktu lalu yang diakibatkan oleh limbah kotoran sapi milik perusahaan tersebut
 
Pasalnya, dilanjutkan warga pada tanggal (26/2) pihak perusahaan menjanjikan selam 3 minggu akan merealisasikan penggantian tanaman yang mati, dan apabila dihitung-hitung perusahaan telah lewat sekitar 4 hari belum juga menepati janjinya. Karena kesal tuntutannya tidak ada jawaban dari pihak perusahaan ahirnya puluhan warga menutup saluran pembuangan air limbah kotoran sapi yang mengarah kelokasi persawahannya

“Kami tidak akan mengijinkan perusahaan menggelontorkan air limbah sebelum menormalkan air limbah dan memberikan konfensasi kepada kami,”ucapnya.

Sementara itu, coordinator aksi demo spontan, Amil Edi senada dengan keinginan masyarakat dan menurutnya demo tersebut merupakan demo spontanitas warga dan dirinya pun mengkaper secara pontanitas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Juga dirinya orang yang dituakan oleh masyarakat sempat bernegosiasi dengan pihak perusahaan, namun karena pimpinan perusahaan tidak ada hanya

berhadapan dengan bagian marketing “Karena masyarakat tidak dapat jawaban dari perusahaan mereka kecewa dan membendung saluran, maka, sebelum perusahaan memberikan konfensassi yang dijanjikan kiranya masayrakat tidak akan mengijinkan perusahaan menggelontorkan air kesaluran persawahan mereka, dan bahkan apabila air limbah belum normal masyarakat akan tetap membendung saluran, karena tidak mau menanggung resiko tanaman padinya mati lagi karena air limbah,”terang Edi.

Sementara itu bagian Marketing PT.Agri Satwa Jaya Kencana,Yosi pada saat dikonfirmasi dan memberikan jawaban kepada masyarakat, bahwa dirinya tidak dapat menjawab keinginan warga, karena dirinya hanya sebagai bawahan dan sebaiknya menunggu pimpinannya yang saat ini sedang ada urusan keluarga.“Sebenarnya pimpinan saya sudah menyiapkan dana konfensasi,namun karena beliau masih ada urusan keluarga

tidak dapat hadir disini, adapunwaktunya pinpinan saya kesini akan dikonfirmasikan lagi,”ucap Yosi.Meski kecewa, namun masyarakat membubarkan diri setelah mendapatkan jawaban yang tidak jelas dari perusahaan dan langsung membendung 3 saluran utama pembuangan air limbah kotoran sapi. Sementara itu aksi demo dapat berlangsung tertib dan damai karena didampingi anggota Mapolsek Pabuaran dan sejumlah Pembina TNI Pabuaran yang stanby dilokasi kejadian@PIRDAUS/AGUS HIDAYAT
Selengkapnya...

Pembangunan USB SMPN 3 Plered, Diduga Molor

BERITA METRO, CIREBON – Pembangunan Sekolah Baru melalui program Upaya peningkatan Indek Pembanguan Manusia (IPM) bidang pendidikan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kini mendapat sorotan yang sangat tajam dari berbagai pihak

Program tersebut memang salah satu untuk peningkatan sarana dan prasarana dibidang pendidikan termasuk gedung sekolah yang memadai dan dapat di akses oleh seluruh masyarakat, demi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang sangat memadai

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang kian mengingkat, maka penambahan gedung Unit Sekolah Baru adalah sebuah keniscayaan. Pasalnya pada tahun 2009 yang lalu pemerintah Kabupaten Cirebon memprioritaskan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) yang didanai bersumber dari APBN 2009

Sayangnya tidak semua proses pembanguan USB itu berjalan sesuai dengan aturan dan selseai tepat waktu. Seperti halnya yang terjadi pada Pembangunan USB SMPN 3 Plered Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Pembanguan USB yang menelan anggran Rp. 1.254.868.000 ini tampak terkesan asal-asalan dan dalam pekerjaannya tidak sesuai wakatu hari kerja

Perwakilan dari PT. Griksa Cipta Contruction Development Consultant sebagai perusahaan konsultan yang bertanggung jawab dalam perencanaan pembanguan ini ketika dikonfirmasi BERITA METRO, selalu tidak ada dilokasi

Demikian juga dengan Penanggung Jawab Pelaksana Teknik Kerja (PPTK) dalam hal ini Kepala Pembangunan Unit Sekolah Baru yang bernama Nasma, SAg salah seorang guru SMPN 2 Plered sangat sulit ditemukan di lokasi pembangunan


Sehingga “Pimpro (Nasma) dan pihak konsultan jarang berada ditempat, kalau ada juga kadang di sore hari menjelang magrib “demikian seperti yang dituturkan oleh Mang Er salah seorang pekerja pada proyek di lokasi

Hasil pantauan MR dilapangan, kondisi bangunan hingga kini masih belum terselesaikan padahal batas waktu pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam kontrak pada tanggal 15 Pebruari 2010, tetapi bentuk bangunan hingga kini masih belum terselesaikan, seperti pemasangan plafon, tahap pinishing, dan masih banyak yang lain belum terselesaikan

Melihat kondisi fisik bangunan yang terlihat sangat rendah kualitasnya bila dibandingkan dengan Pembangunan USB di tempat lain, sangat jauh sekali. Bahkan dari lapangan halaman tengah sekolah sendiri tampak jelas jika ketinggian lantai teras dan kelas kurang dari 30 cm dari halaman lapangan tengah dan lapangan sekolah

Penggunaan kayu bukan kwalitas satu (melengkung dan lunak) terlihat jelas dari bawah banguan yang belum tertutupi plafon. Pengecatan yang kasar dan tidak merata terlihat sangat jelas oleh mata menjadikan kesan sekolah dengan bangunan yang baru selesai dibangun menjadi tampak seperti bukan banguan sekolah baru.

Dari sisi waktu pelaksanaan pembangunan, USB ini seharusnya sudah rampung dan dapat diserahterimakan pada tanggal 15 Februari 2010 karena pihak SMPN Plered 3 berencana menggunakan sekolah ini pada tanggal 1 Maret 2010 nanti, tetapi berdasarkan pantauan MR dilapangan hingga hari ini 16 Februari 2010 masih terlihat di sana sini bangunan yang belum rampung dikerjakan.

Kuwu Desa Pangkalan Kecewa, Lapangan Bola Di Bangun Sekolah

Seperti diungkapkan Sutarjo Kepala Desa (Kuwu) Pangkalan Kec. Plered Kab. Cirebon, bahwa Pembangunan USB SMPN Plered 3 ini menggunakan tanah yang disewa dari Desa Pangkalan Kecamatan Plered. Sebelumnya tanah tersebut adalah lapangan sepak bola tempat pemuda berkatifitas, khususnya sepak bola. Dengan dipergunakannya lanpang sepak bola tetrsebut otomatis kegiatan olah raga yang banyak diminati kaum muda itu menjadi terhenti selamanya

“Pada intinya,”kami, menyambut gembira pembangunan USB di desa kami, tetapi kami kecewa jika pemabngunan sarana olah raga sampai terabaikan, sehingga, Bibit rumput yang belum ditanam, tiang gawang yang belum dipindahkan serta sarana jalan menuju lapangan yang belum diberi besi beton dan belum diurug

Salah satu PR bagi pemindahan lapangan dan itu menjadi kewenangan pihak pembangun USB untuk melaksanakannya, ditambahkannya, Tarjo. “Jangan sampai saya yang nanti di grudug pemuda karena mereka mau main sepak bola lapangannya blum siap

Ditempat yang sama Her mengungkapkan “Pada waktu kami dikumpulkan di balai desa setempat pihak Disdik mengatakan jika pembangunan lapangan akan menjadi prioritas karena olah raga juga penting, “kata Her salah seorang tokoh pemuda yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Pertemuan yang dihadiri oleh seluruh stake holder Desa Pangkalan baik tokoh Ulama, Masyarakat, BPD, tokoh pemuda dan aparatur desa itu menyepakti bahwa pembangunan lapangan sepak bola tidak boleh dilupakan dan menjadi bagian dari pembangunan USB@ Agus Arifin
Selengkapnya...

PLS UPTD Pendidikan Cipeundeuy, Sangat Memuaskan

BERITA METRO, SUBANG - Gebyar pusat kegiatan belajar masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak penilik pendidikan luar sekolah (PLS) Unit Pelaksana Tehnis Dinas Cipeundeuy (UPTD) yang dimulai dari tanggal 11 januari hingga 10 pebruari 2010 dilaksanakan dimasing masing Desa Sekecamatan Cipeundeuy dirasakan cukup memuaskan

Walaupun dalam kegiatan tersebut diselenggarakan ditempat yang sederhana, jauh dari sarana dan prasarana yang memadai, “namun, warga antusias dalam belajar walaupun mereka melaksanakan kegiatan belajar yang sederhana dengan memakai seperti ruang sekolah dan juga balai RW namun tidak mengurungkan warga untuk menuntut ilmu bahkan respon kegiatan tersebut bukan saja dari warga belajar binaan saja namun mereka yang sudah bisa baca tulispun terkadang ingin melihat sepeti apa kegiatan gebyar tersebut

Menurut sejumlah warga belajar Keaksaraan Fungsional kepada wartawan Koran ini yang sedang melaksanakan gebyar kegiatan yang bertempat madrasah MI AN Nazah desa lengkong mengatakan merasa bangga dan senang dengan kegiatan ini karena kini mereka bias menulis dan membaca “ senang pak karena sekarang kami tidak buta aksara lagi,“ujar warga belajar

Penilik pendidikan luar sekolah (PLS) UPTD Cipeundeuy Momo Spd ketika dikompirmasi terkait maksud dan tujuan gebyar kegiatan raga belajar mengatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihaknya bertujuan agar warga belajar mempunyai skill (keahlian ) baca tulis dan juga keahlian lainya

Selama ini telah diajarkan oleh para tutor sehingga warga belajar bisa meningkat mulai Surat keaksaraan melek aksara (Sukma ) 1 yaitu pemberantasan melek aksara dan sukma 2 yaitu pembinaan dan Sukma 3 yaitu pelestarian karena warga belajar yang ada diwilayahnya targetnya adalah Sukma 2 dan 3

Selain itu lanjut momo Karena dengan pendidikan bisa mencerdaskan kehidupan bangsa pun demikian dengan keberhasilan pendidikan tentunya akan meningkatkan indeks pembangunan manusia “katanya

Sementara itu menurut Darlan Suhaendana ketua pelaksana kegiatan tersebut belajar dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak PLS diwilayah kerja UPTD Cipeundeuy dari tahun ketahun mengalami peningkatan baik itu dari kwantitas (jumlah) warga belajar terus mengalami peningkatan

Dilihat dari segi kwalitas mengalami perkembangan yang berarti sehingga berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dirasakan cukup berhasil walaupun terkadang masih ada kendala terutama soal anggaran dari pemerintah juga sarana dan prasarana yang masih belum memadai namun semua itu masih dapat diatasi oleh pihaknya dan berkoordinasi dengan pihak PLS karena kami berpedoman pendidikan luar sekolah dilaksanakan dari, oleh, untuk masyarakat@ Hidayat
Selengkapnya...

Warga Mekar Galih Berkeluh Kesah ke Wabup

BERITA METRO,PURWAKARTA - Kunjungan Wakil Bupati Purwakarta Dudung B Supardi ke Kp.Pasir Ipis Desa Mekar Galih Kec.Jatiluhur, Kamis (11/02) dijadikan kesempatan warga untuk berkeluh kesah. Mereka mengeluhkan tidak adanya trayek transportasi angkutan umum yang sampai ke wilayah tersebut. Selain warga masyarakat, para kelompok usaha di wilayah itu pun turut mengeluh.

“Pak seharusnya ada trayek angkutan sampai ke desa ini. Sampai saat ini belum ada”, kata salah seorang warga sesaat mengikuti rombongan kunjungan wakil Bupati ke salah satu kelompok usaha pengerajin kripik di wilayah tersebut.

Dalam Kunjungan kali ini, wabup diikuti oleh kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab Purwakarta Heri Heryawan, Staf ahli Bid Pembangunan Yosi Sukmayasa, serta sejumlah pejabat Dinas Pertanian Kab Purwakarta dan pejabat pemerintah desa/kecamatan setempat. Wabup pun menerima keluhan dari para Kelompok UKM di wilayah itu tentang berbagai permasalahan yang tengah di hadapi. Rata - rata mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan benih hingga pengembangan usaha/pemasaran.

Salah seorang kelompok Usaha Usep, mengungkapkan selama ini ia mengaku kesulitan dalam mendapatkan benih ikan lele dari usahanya. Bahkan ia mengaku bingung jika membuka pemasaran. "Ini yang sering dialami oleh kami pak? Secara teoritis kami telah menemukan petunjuk tentang budi daya lele, tapi secara riil kami masih butuh bimbingan", jelasnya.

Diakui Wabup, kab Purwakarta yang memiliki limpahan sumber daya alam terutama dari hasil pertanian serta sumber daya lainnya nyatanya belum bisa di manfaatkan secara maksimal. Padahal, jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik bukan hanya akan menciptakan masyarakat yang mandiri dari segi ekonomi, melainkan dapat menciptakan lapangan kerja.

Maka jelasnya, kunjungannya itu bermaksud mencari akar permasalahan yang kerap dihadapi sekaligus mensosialisasikan adanya bantuan Pemrov Jabar bagi setiap kelompok usaha. “Kebetulan saya mengikuti rapat di Jawa Barat tentang adanya program ini. Pak Gubernur pun meminta agar bantuan bagi kelompok usaha bisa dimanfaatkan dengan baik serta bermanfaat”, katanya.

Menurut Wabup ada tiga area utama yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengembangan kelompok usaha. Yaitu akses pasar, informasi teknis serta pelatihan dan permodalan. "Sehingga nantinya, selain ikut menjaga stabilitas ekonomi.
Diharapkan kelompok usaha ini juga akan berdampak postif bagi masyarakat, salah satunya mengentaskan pengangguran", ujarnya.

Kepala Dinas peternakan dan perikanan Kab Purwakarta Heri Heryawan menambahkan persoalan yang dihadapi kelompok usaha kecil dalam pemasaran serta sulitnya mencari
benih merupakan persoalan klasik yang sering dihadapi. Tentunya, pihaknya juga
meminta kemandirian satu kelompok usaha sangat diperlukan karena hal ini merupakan
modal utama dalam berusaha.

Selain itu, ujar Heri terus mencari informasi seluas-luasnya dalam pengembangan
usaha merupakan hal lain yang harus dilakukan. “Pada dasarnya, setiap usaha pasti
ada kendala tetapi kemandirian dan usaha yang kuat adalah modal terpenting. Namun,
pintu dinas kami pun akan terbuka luas, sehingga akan membentuk komunikasi yang baik antara pemerintah dan kelompok usaha terutama dalam pengembangan usaha kecil”, tutupnya. (TOM)
Selengkapnya...

Belum Lama di Resmikan Presiden SBY, Jalan Tol Kanci Pejagan Didemo Warga

BERITA METRO, CIREBON - Ratusan Warga Masyarakat Desa Astanajapura Kecamatan Astanajapura Kab. Cirebon Jawa Barat, menuai protes tentang infrastruktur jalan dan saluran rusak pasca pembangunan Jalan Tol Kanci-Pejagan, gang belum lama ini diresmikan oleh Presiden SBY, Kamis (11/02)

Aksi Demontrasi terjadi di KM 236, sejak pagi hari warga datang sambil membentangkan spanduk yang berisi tuntutan perbaikan lingkungan seperti jalan saluran yang kini kondisinya masih rusak. Kondisi terparah terjadi terutama saat di musim hujan

Kordinator aksi demo Qorib, mengungkapkan kepada beberapa wartawan, bahwa jalan desa sepanjang 700 meter yang selama ini digunakan warga, kondisinya sangat memprihatinkan alias rusak dan belum diperbaiki oleh PT Semesta Marga Raya (PT SMR) selaku kontraktor pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan

“Namun, kondisi saluran air yang belum dibetulkan oleh PT SMR jelas mengakibatkan keresahan warga, terutama jika terjadi hujan deras dimana saluran air mampet karena tertutup oleh tanah sehingga akan mengganggu rumah warga yang berada di lokasi

Terkait dengan persoalan yang dialami itu, warga kemudian menuntut PT SMR untuk bertanggungjawab. Bahkan warga mengancam akan menduduki dan memblokir jalan tol yang menghubungan Jawa Barat dengan Jawa Tengah itu

“Kami tidak akan pergi dan akan terus berdemo bila perlu memblokir tol jika tuntutan wraga tidak dipenuhi oleh PT SMR,” kata Qorib

Tak lama berselang, perwakilan PT SMR sempat menemui warga yang pada intinya akan menyanggupi merealiasasikan tuntutan warga masyarakat tersebut. PT SMR kabarnya sudah melakukan langkah perbaikan, hanya saja pekerjaan itu tertunda menjelang kedatangan presiden@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...

Rumah Aliran Sesat di Cirebon Ambruk, Beberapa Wartawan Terluka

BERITA METRO, CIREBON - Rumah Ahmad Tantowi pemimpin aliran sesat di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menelan “korban”, setelah lantai rumah yang terbuat dari bambu itu amruk, tak urung belasan orang yang terdiri dari kalangan wartawan, Komisi Fatwa MUI Jabar, anggota Polda Jabar serta dua anak Ahmad Tantowi itu, masuk ke dalam kolam yang berada di bawahnya

Insiden ini berawal ketika Komisi Fatwa MUI Jabar, Salim Umar bersama tim Polda Jabar mendatangi rumah utama Ahmad tantowi di Desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, Sejumlah wartawan yang sejjak siang hari sudah menunggu pun langsung mengikuti tim dari MUI ini

Usai mencari data dan memeriksa isi di rumah utama, pengecekan kemudian mengarah ke rumah kedua milik Tantowi yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah utama. Rumah kedua ini konon disebutkan sebagai rumah penyucian bagi para pengikutnya. Kondisi mendukung katena disekitar rumah itu memang terdapat beberapa kolam yang rata-rata berbentuk “hati”

Insiden ambruknya lantai rumah pemimpin aliran sesat inipun berawal ketika tim dari MUI dan Polda hendak memasuki salah satu sudut ruangan rumah tersebut. Untuk memasuki ruangan itu rombongan harus melewati sebuah ruangan lain yang lantainya terbuat dari bambu (yang terlihat sudah rapuh)

Beberapa menit sebelum lantai ambruk, salah seorang anggota Polda sempat meminta kalangan wartawan untuk menunggu di luar dulu. Hanya saja, belum sempat sejumlah wartawan beranjak, tiba-tiba terdengar suara kraaaak, hanya hitungan detik lantai rumah itu ambruk. Semua yang berada diatasnya terperosok ke dalam air. Karena kebetulan di bawah lantai itu memang terbuat seperti kolam

Takayal, peralatan elektronik para wartawan rusak tercebur air kolam. Bukan saja kamera, sejumlah hanphone, tape recorder dan semua yang berada di abadan pun masah semua. Rekan wartawan dan anggota polisi bahu-membahu mengevakuasi para “korban” ke atas

Berdasar data, merekayang tercebur diantaranya Salim Umar (Komis Fatwa MUI Jabar), Masyuri Wahid (Indosiar), Miftahudin (Global TV), Khaerudin Imawan (Trans 7), Jerry Komara (Tarns TV), Adib Hasani (ANTV), Yus Firdaus (Radio Elshinta), Fadly (TVRI), Faisal (Metro TV), Walik (Radio Crebon FM), empat anggota Polda jabar, serta dua anak Ahmad Tantowi masing-masing Agus dan Ayu

Akibat insiden itu, Salim Umar mengalami memar di bagian betis kanannya, sedangkan dikalangan wartawan terdapat Masyuri wahid dan Yus Elshinta yang mengalami luka dan memar cukup parah. Masyuri Wahid bahkan lebih parah karena sempat tertindih dan mengalami muntah-muntah saat dievakuasi@ MOCH MANSUR
Selengkapnya...