Aksi demontrasi yang didominasi para ibu rumah tangga dan anak-anak, datang dengan menggunakan angkutan
Salah seorang warga mengungkapkan, sudah satu minggu ini warga terpaksa antri mendapatkan air dari sebuah mesjid di tempat lingkungan mereka, Komplek Perumahan Majasem. Hal itu dilakukan karena di rumah sudah tidak ada persediaan air. “Jangankan untuk mandi atau cuci pakaian, untuk keperluan masak dan minum saja kami susah.“Kami, memang sempat tertolong namun terpaksa antri ditengah malam di mesjid yang kebetulan menggunakan air sumur, ungkap Bambang salah seorang warga.
Bambang seraya menambahkan, kedatatangan warga ke balaikota jelas hanya untuk menuntut hak mereka, agar dialiri air bersih. Pasalnya setiap bulan warga selalu menunaikan kewajiban pembayaran. Jika begini terus kami mendingan boikot dan tidak bayar saja tiap bulannya, tegas Bambang.
Selain akan boikot memebayar rekening PDAM, warga juga mengultimatum Walikota Cirebon Subardi dan Direktur PDAM Ayu untuk legowo dan mundur dari jabatannya, jika dalam satu minggu ini tidak mampu menyediakan air bersih kepada warga yang berhak menerimanya. “Buat apa menjabat jika tidak mampu memberikan pelayanan yang pima terhadap warganya” tegas warga
Sementara itu, Walikota Cirebon Subardi, saat menerima perwakilan pengunjukrasa mengungkapkan, pihaknya sempat belum ada kesepakatan dengan Pemkab Kuningan, selaku pemilik sumber mata air yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan PDAM Kota Cirebon
Tapi kini sudah kesepahamam, dan Pemkot Cirebon akan segera membayarkan kompensasi itu ke Kabupaten Kuningan, sehingga kemudian PDAM kembali akan menyalurkan air bersiah kepada warga, kata Walikota didampingi Sekda Hasanudin Manaf@ MOCH. MANSUR