Diduga Jual Beli Bangku Baru seharga Jutaan Rupiah di Kota Cirebon, Ribuan Siswa Berstatus Titipan Parpol

CIREBON, MC
Persoalan yang menyelimuti proses penerimaan siswa baru (PSB) tingkat SLTP/SLTA beberapa waktu lalu yang mengakibatkan terjadinya krisis di sejumlah sekolah swasta, bahkan disinyalir ribuan siswa berstatus titipan parpol dan oknum pejabat. Tidak hanya titipan praktik jual beli bangku sekolah juga terjadi dengan nominal Rp 1,5-Rp 5 juta perbangku.

Salah satu orangtua yang enggan disebutkan jatidirinya menyebutkan, saat itu dirinya sengaja mendatangi sebuah SLTP favorit di Kota Cirebon , karena nilai anaknya memang memungkinkan untuk masuk di sana.“Kalau dilihat nilai anakku memang memenuhi passing grade,” katanya.

Namun, begitu datang ke sekolah, dengan alasan nilai anak saya masih dibawah calon siswa yang lainnya. Pihak sekolah pun akhirnya tidak bisa menerima anak saya. Anehnya, saat ibu setengah baya ini mendekati mobilnya hendak pulang, dia dihampiri seorang laki-laki yang mengaku dapat menolong dirinya memasukan sang anak ke sekolah tersebut.

"Setelah disepakati, saya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 5 juta. Tapi belakangan bukan saya saja, sejumlah orangtua yang masuk ke sana terutama yang melalui parpol juga mengeluarkan uang segitu,” kata ibu ini.
Data yang diperoleh menyebutkan, sebuah parpol saja di Kota Cirebon bisa menitipkan calon anak didik ke semua sekolah tingkat SLTP/SLTA yang jumlahnya cukup banyak yakni mencapai hampir 500 siswa. itu barus atu parpol saja, belum ditambah dengan parpol lainnya dan pejabat serta LSM, sehingga diperkirakan jumlah siswa titipan secara keseluruhan bisa mencapai ribuan siswa.

Sementara itu, seorang kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya, mengakui jika ada anak didiknya yang berstatus titipan parpol, pejabat dan LSM. Namun dia membantah praktik jual beli bangku sekolah hingga Rp 5 juta di sekolahnya.
Menurut Jeremy Huang, pengamat pendidikan Kota Cirebon mengungkapkan, kondisi jual beli bangku sekolah tersebut sudah menjadi rahasia umum. Dia juga menyatakan peran anggota parpol dan oknum pejabat sangat kental dibalik kasus jual beli kursi bangku sekolah.

“Pada kondisi demikian diperlukan tangan besi seorang walikota, karena keberadaan walikota bukan lagi milik partai tapi milik masyarakat,” katanya
Jeremy juga meminta agar walikota memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah yang melakukan praktik jual beli bangku sekolah pada PSB. Bahkan, lanjutnya, walikota harus berani memecat Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) jika memang terbukti berkolusi mencari keuntungan di balik PSB.@MOCH.MANSUR