Ratusan Masyarakat Adakan Aksi Demo Tuntut Ganti Rugi Lahan, Ruangan Investor Disegel

CIREBON, MC

Untuk kesekian kalinya aksi warga yang menuntut penambahan kompenasi ganti rugi lahan yang diperuntukan proyek PLTU kembali mereka gelar. Namun kali ini aksi diwarnai dengan penyegelan ruang kantor direksi dan pengusiran sejumlah pekerja proyek termasuk investor asal Korea, Senin (27/7).

Massa warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat (Gemas) 14.000 ini sejak pagi hari mendatangi PLTU yang disisi jalur Pantura tepatnya Desa Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Meski dibawa pegawalan ketat aparat polisi dan TNI, massa tetap melakukan orasi yang pada intinya menuntut tambahan ganti rugi pegantian tanah.

“PT Ciebon Elektrik Power sebagai investor PLTU ini dinilai sudah tidak adil. Buktinya proses pembebasan laan milik warga berbeda-beda, ada lahan seluas 56 hektar dihargai Rp 14 ribu permeter, lahan seluas 13 hektar dihargai Rp 30 ribu permeter dan, lahan seluas 5 hektar dhargai Rp 45 ribu permeter. Karenanya kami menuntut tambahan ganti rugi tambahan,” kata Hasan Basri juru bicara Gemas 14.000.

Diungkapkan Hasan, Desember tahun lalu PT CEP sudah berjanji akan memberikan tambahan penggantian. Namun hingga kini tidak pernah terealisasi. Karenanya mereka kembali menyuarakan tuntutan tersebut ke lokasi PLTU yang berkapasitas produksi 660 Mega Watt (MW).

Usai berorasi massa lalu merangsek areal proyek yang berinvestasi 7 triliun tersebut. Disana massa melakukan swepping para pekerja dan mengusirnya termasuk investor asal Korea. Tidak sampai disitu, warga lalu menyegel ruangan kerja proyek tersebut. “Sampai kapanpun kami akan tetap menuntut tambahan ganti rugi itu,” kata warga lainnya.

Sementara itu, memanggapi tuntutan warga tersebut, Public Relation Head PT CEP, Hafid Saptandito, menjelaskan, khusus bagi warga yang terkena pembebasan dengan harga Rp 14.000 permeter, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah dana tambahan “Namun dana tali kasih itu sudah kami jelaskan yakni akan dicairkan apabila pemenuhan lhan utama terealisasi. Kami berharap akhir bulan ini pecairannya sudah terlaksana,” kata Hafid@Moch. Mansur