Ratusan Hektar Tambak Terendam Luapan Sungai

BERITA METRO, SUBANG – Sekitar 500 hektar tanaman ikan dan udang
milik petani tambak di Desa Muara Kecamatan Blanakan, Kab. Subang, Jawa Barat yang kini terendam luapan air kiriman dari sungai Ciasem, yang kondisinya sangat memprihatinkan para petani tambak

Komisi B DPRD Kabupaten Subang, yang dipimpin Haerul Anwar yang akrab disapa Boby melakukan kunjungan terhadap para petani tambak, Sesuai hasil peninjauannya, Boby yang didampingi Kepala Desa Muara, M. Risman meninjau kelokasi, Sabtu (2/1), Boby menjelaskan dari sekitar seluas 500 hektar tambak (empang-red) yang telah ditanami ikan dan udang berumur 2 bulan terendam air kiriman sungai muara Ciasem

Perlu penanganan yang serius dari pemerintah Daerah. Sebab apabila kondisi tersebut pemkab Subang tidak segera melakukan penanganan secara serius, maka kemungkinan besar pada musim hujan bulan Pebruari mendatang ribuan hektar tambak, maupun pertanian padi dan pemukiman masyarakat Desa Muara akan kembali terendam air hujan, apa lagi ditambah dengan air kiriman dari sungai Muara Ciasem

“Saat ini saja musim hujan belum begitu sering, akan tetapi perempangan dimuara ini telah banyak yang terendam. Hal ini terjadi dan terbukti akibat luapan air yang dialirkan melalui sungai muara Ciasem, itu pasti, karena sesuai dengan penyikapan dilokasi menunjukan air sungai muara Ciasemlah penyebabnya banjir,” ucap Boby.

Untuk itu, Boby mengingatkan pemkab Subang, kondisi banjir yang selalu diderita oleh petani ikan/udang, petani padi dan masyarakat desa Muara yang setiap tahunnya terjadi dan bahkan terlama, seperti tahun lalu pun banjir yang eminmpa Desa Muara hamper dua bulan belum kunjung surut

Terlalu lamanya air surut diakibatkan saluran pembuang anak sungai kali malang tidak dapat membuang air secara optimal, sehingga air hujan, air rob dan air kiriman dari sungai muara Ciasem tidak bisa keluar dari Desa Muara yang disebabkan saluran pembuang kalimalang dan anak sungainya dangkal, yakni anak sungai kalimalang seperti kalen

Nar, kalen Wayem, kalen Dewi Ratih, kalen Katma dan kalen Kendar tidak lagi berfungsi sebagai pembuang air banjir “Kalimalang dan lima anak sungainya tidak dapat membuang air banjir disebabkan keberadaan kedalaman kalimalang dan lima anak sungainya

lebih rendah dari pada hilir, maka dari itu air yang telah masuk ke lokasi wilayah Desa Muara akan sulit untuk keluar lagi, tadi itu penyebabnya kedalaman sungai kalimalang dan lima anak sungainya lebih dalam kehulu dari pada kehilir,”jelas Boby diiyakan Kades

Untuk itu, ditambahkan Boby, apabila pemkab Subang tidak dengan segera melakukan pengerukan sungai kali malang, lima anak sungai kali malang dan juga sungai muara Ciasem kemungkinan banjir yang berkepanjangan akan terjadi lagi di Desa Muara.

Diyakininya dan bahkan sejumlah tokoh dan tim teknis yang pernah terjun kelokasi itu, banjir di Desa Muara tidak akan segera teratasi sebelum sejumlah sungai tadi dikeruk.

“Akibat pendangkalan sungai muara Ciasem, air kiriman tidak dapat terbuang ke laut, air yang telah measuk ke Desa Muara tidak akan cepat surut dan terkesan air banjir berbulan-bulan sulit terbuang yang mengakibatkan penderitaan berkepanjangan menimpa masyarakat Desa Muara,”tambahnya. (PIRDAUS)