Rehab Sekolah Bantuan DAK, Menuai kritik, Siswa Belajar di Musholla

BERITA METRO, SUMBER – Sekolah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) di kabupaten Cirebon Jawa Barat sebanyak 151 Sekolah, yang diperuntukan bagi Sekolah yang rusak, seperti halnya beberapa Sekolah Penerima DAK tersebut yaitu, SDN II Pegagan Lor, SDN II Dukuh, SDN I Keraton, SDN III Suranenggala Kidul dan SDN II Cangkring

Hasil pantauan BERITA METRO di lapangan, beberapa Sekolah penerima DAK tersebut kini sudah dilakukan pembangunan hampir 40 hingga 60 persen, bentuk nilai bantuan tersebut berfariasi, perlokal bantuan tersebut sebesar Rp.75 juta, sehingga kisaran besaran bantuan antara Rp. 210 juta untuk 3 local hingga 140 juta 2 local dan 75 juta untuk satu local

“Yang anehnya, para Kepala Sekolah penerima bantuan DAK, nampaknya takut dengan kedatangan LSM maupun para wartawan yang hendak melakukan konfirmasi ataupun investigasi. Pasalnya Sekolah penerima bantuan itu banyak menggunakan bahan material bekas lebih dari 60 persen, seperti Batu Bata dan kayu”

Untuk Perencanaan dalam bestek (gambar) bahwa dari 151 sekolah penerima bantuan hanya 1 gambar (bestek). Seharusnya untuk perencanaan yaitu 1 sekolah 1 bestek (gambar). Tetapi, hasil peninjauan di lapangan pelaksanaanya tidak sesuai dengan gambar. Yang mana kenyataanya dari 151 sekolah penerima bantuan beda gambar, yaitu dilihat dari segi lokasi sekolah

Peningkatan Mutu dan Belajar
Denga memakainya bahan material bekas nampaknya, dilihat dari mutu itu pasti tidak akan kuat hingga puluhan tahun kedepan. Yang dikhawatirkan bangunan yang memakai material bekas hanya bertahan 5-6 tahun bangunan tersebut akan rusak kembali

Seperti yang kita lihat di lapangan, memang bentuk bangunan itu indah, bersih, dan rapih tetapi, mutu dan kualitasnya sangat buruk dikarenakan menggunakan bahan bangunan bekas.

Menutup kemungkinan, dari 151 sekolah penerima bantuan menggunakan bahan bangunan bekas yang sama. Padahal, bentuk bantuan itu mengahabiskan ratusan juta. Tetapi mengapa dalam pelaksanaanya hanya menggunakan bahan bekas yang hampir 60 persen


Melihat peningkatan belajar mengajar, sangat terganggu sekali adanya sekolah yang sedang di bangun (mengganggu aktivitas belajar-red). Pihak sekolah memilih untuk menggunakan Mushala yang ada di desa tersebut dan tidak memilih alternative untuk membagi menjadi kelas pagi dan kelas sore untuk proses belajar mengajar

Seperti yang terjadi di SDN Pegagan Lor 2, Kec Kapekata, kab Cirebon, para siswa terpaksa belajar di Musholla karena ruangan KBM yang sedang direhab.. KBM Kelas I bertempat di Musholla Abah Tadi, kelas II di Musholla Abah Qoyyum, dan kelas III-IV-V di mushalla Abah H farhan Abbas, sayangnya ketika Berita Metro konfirmasikan kepada Kepala sekolah tidak ada di tempat. Bapak sedang keluar, ungkap salah satu guru @ Sukirno/Agus Arifin